Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stres, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya. “Seberapa berat menurut Anda kira-kira segelas air ini?”
Para siswa menjawab, mulai dari 200 gr sampai 500 gr. “Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama Anda memegangnya,” kata Covey.
“Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan, jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin Anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat.”
“Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya,” lanjut Covey.
“Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi, sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban tersebut.”
“Bukan beban berat yang membuat kita stres, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut,” simpul Covey.
Setiap saat, kita senantiasa perlu belajar masuk ke dalam ketenangan dan keheningan, dan belajar melepaskan semua beban di kepala kita. Bagaimana caranya? Cukup dengan menyadari saja dan rileks, serta membiarkan otak kita istirahat dari aktivitas berpikir yang tidak perlu.
Pikiran akan selalu memilah, menghakimi, dan mengikuti cara berpikir yang dianggap benar olehnya. Bila kita berpikir tanpa disertai kesadaran bahwa kita sedang berpikir, maka kita akan terseret oleh permainan pikiran yang tidak ada habisnya.
Pada saat kita merasa marah dan frustrasi, pastilah pikiran kita sangat ribut dan tidak dapat berpikir dengan jernih. Apa yang dapat kita lakukan saat itu agar dapat merasa lebih baik? Satu-satunya adalah mengistirahatkan otak kita dari aktivitas berpikir yang kalut, dan itu bisa dilakukan dengan banyak cara.
Ada yang dengan mendengarkan musik sehingga pikirannya teralihkan. Ada yang dengan pergi jalan-jalan. Ada yang dengan curhat. Ada yang dengan memuntahkan segala uneg-unegnya dengan berteriak agar menjadi letih. Ada yang menyerahkan segala-galanya kepada Tuhan atau kepada seseorang yang ia percaya. Ada yang menggunakan mantra untuk menenangkan pikirannya.
Bisa juga dengan menyadari saja dan rileks, dan membiarkan otak kita beristirahat dari segala aktivitas pikiran. Hal ini mirip seperti tidur pulas. Tidak perlu lama-lama, setelah 5–10 menit kita akan merasa lebih segar. Pada saat itu, kita barulah mulai menganalisis kembali dengan menggunakan pikiran. Setelah rileks itu, kita akan lebih bisa berpikir dengan jernih.
Tapi tentu saja, relaksasi ini tidak dapat membuat Anda begitu saja melepaskan semua permasalahan hidup Anda yang telah mengakar dan berurat saraf dalam bawah sadar Anda. Misalnya, rasa takut akan gelap, trauma, minder, dan sebagainya. Relaksasi ini akan membuat Anda lebih bisa berpikir dengan jernih dan melihat situasi dan kondisi dengan lebih baik. Dan berita baiknya, relaksasi ini akan langsung kita rasakan manfaatnya begitu dipraktikkan. Bila Anda sudah terbiasa melakukan hal ini, maka relaksasi akan berlangsung alami dalam kehidupan kita sehari-hari. Apakah Anda sedang berjalan, berbaring, duduk atau berdiri, menunggu di bus, lagi BAB, kita dapat masuk dalam keadaan yang hening.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar