Dunia Entertainment merupakan ajang untuk memunculkan karya – karya perfilman dan gaya – gaya Modern Barat yang selalu dibarengi dengan contoh – contoh pemahaman Barat. Perfilman yang sering dimunculkan dalam dunia entertainment banyak memancing kesesatan dan kebrutalan bagi masyarakat. Gaya – gaya dunia Barat yang selalu dipertontonkan seolah – olah suatu hal yang biasa dalam Pergaulan,padahal Islam melarang dengan gaya – gaya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Dunia perfilman sekarang, telah memberi contoh yang tidak baik kepada para generasi penerus bangsa. Film – film yang tidak sesuai selalu di tayangkan di televisi.Gaya berbicara dan berpakaian yang dipakai para kalangan selebritis selalu tidak sesuai dengan etika dan ajaran Islam. Padahal kebanyakan para selebritis memeluk agama Islam.
Pertanyaanya, Perlukah Dunia Entertainment itu diberikan pembinaan?tentunya pertanyan ini sangatlah berat bagi kalangan Dunia Entertainment. Karena pembinaan yang sesuai dengan etika Rasululloh sulit untuk diterapkan. Akan tetapi alangkah indahnya Dunia perfilman di Negara kita ini memberikan contoh – contoh yang baik kepada para generi penerus bangsa.
Disinilah perlunya etika yang harus kita teladani sesuai dengan etika Nabi Muhammad SAW bagi dunia perfilman dan diperlukan perhatian yang khusus bagi para pemerhati pendidikan, sosial dan para Ulama.
Etika Nabi Muhammad Saw
Islam telah mensyariatkan berbagai tatakrama untuk mengatur kehidupan manusia dan tingkah laku mereka. Bila kita menyimak lebih jauh ajaran Islam, maka kita akan mendapatkan bahwa Islam merupakan agama yang syarat dengan masalah tatakrama, budi pekerti, dan peradaban yang tinggi. Islam menyeru kepada jalan yang ideal dalam masalah tingkah laku dan pergaulan dengan orang lain. Dalam hal ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam merupakan teladan yang baik bagi kita. Beliau selalu mengucapkan kata-kata yang paling baik, memilih ucapan yang tepat dan lembut bagi umatnya, jauh dari ucapan-ucapan yang kotor. Beliau tidak pernah melontarkan kata-kata yang tidak pantas, kotor dan kasar. Ucapan yang beliau pilih sangat tepat dan tidak pernah melantur, sehingga tidak disenangi. Seruan beliau kepada sikap lemah lembut seperti yang diwasiatkan kepada Aisyah :
“Bersikaplah yang lembut. Karena sikap lemah lembut tidak terdapat pada sesuatu kecuali ia membuatnya jadi indah, dan sikap lemah lembut tidak dilepas dari sesuatu kecuali ia membuatnya jadi buruk”
Maka kita harus memperlakukan manusia seperti kesenangan kita bila diperlukan seperti itu, agar kita bisa lebih banyak menjauhi kesalahan. Hendaklah kita membersihkan diri kita, baik dalam perkataan maupun perbuatan, agar kita termasuk orang-orang yang beruntung. Firman Allah : “Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya” (QS Asy Syam).
Al Bukhari berkata di dalam sahihnya, bahwa Ammar ra pernah berkata : “Tiga hal, siapa yang memadukannya berarti telah memadukan iman, yaitu berbuat adil pada dirimu sendiri, mengucapkan salam kepada orang pandai dan mengeluarkan nafkah dikala sedikit harta.”
Ucapan Ammar ini mengandung dasar-dasar kebaikan. Sebab berbuat adil mengharuskan seseorang melaksanakan perintah Allah secara sempurna, dan juga harus melaksanakan hak manusia. Ia tidak akan menuntut mereka apa yang bukan menjadi haknya dan tidak membebankan sesuatu di luar kemampuan mereka. Ia memberi maaf kepada orang lain dan memberi keputusan kepada mereka seperti yang ia putuskan kepada dirinya sendiri.
Banyak para wanita yang menyeru kepada pola peradaban modern, agar mengikuti aturan-aturan tertentu dalam pergaulan mereka. Aturan itu dinamakan etika , yang kemudian dijadikan rujukan dalam pergaulan sehari-hari. Tetapi kita para wanita muslimah sudah mempunyai panutan yang terdapat pada jalan Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Untuk itu kita mesti mulai, dan meningkatkan pengetahuan kita tentang sunnah nabi kita untuk kemudian dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga Dunia perfilman di Negara kita mampu memberikan contoh – contoh yang baik bagi generasi penerus bangsa, dan menjadikan dunia perfilman di Negara kita sebagai arahan kebaikan akhlak dan pendidikan.
Jumat, 29 April 2011
Etika Sehari Hari Dalam Perspektif Islam
Dari dulu hingga sekarang, moralitas dan etika adalah masalah serius yang dihadapi oleh setiap bangsa yang mendambakan kemajuan peradaban bangsanya. Betapa tidak, dari zaman ke zaman persoalan tersebut masih relevan untuk dikaji. Apalagi ditengah kondisi bangsa ini sedang mengalami kemerosotan moral bahkan kehilangan jati diri sebagai bangsa yang bermoral dan memiliki etika yang baik.
Dewasa ini persoalan umat manusia kian hari semakin bertambah. Ragam permasalahan yang dihadapi menjadikan umat manusia terdesak untuk mencari solusi. Meskipun telah banyak langkah-langkah tertentu yang ditawarkan dari berbagai pihak, tapi tidak semua tawaran tersebut mampu menjadi solusi utama.
Dalam keterkaitan fenomena tersebut, Islam muncul ke permukaan tidak hanya sebagai ajaran agama bagi umatnya, tapi juga merupakan sistem ajaran moral yang mudah dan menyeluruh (kaffah) bagi umat manusia. Sebab jauh sebelum puncak kejayaan peradaban manusia seperti sekarang ini, Allah Swt. telah mengajarkan manusia tentang akhlak dan kebaikan melalui para nabi dan rasul-Nya.
Persoalan etika dalam Islam dimuat dalam Al Quran dan hadits. Sumber tersebut merupakan batasan–batasan dalam tindakan sehari-hari bagi manusia. Sebagai umat Islam yang baik tentu selalu menjadikan kedua sumber hukum tersebut sebagai rujukan bersikap.
Terkait perihal di atas menurut hemat penulis, selain memahami konsep etika secara teori perlu ada konsep secara praktik di dalam kehidupan. Maka dari itu penulis tertarik mengkaji persoalan etika muslim di dalam kehidupan sehari-hari dengan judul “Etika Sehari-hari dalam Perspektif Islam”. Adapun kajian ini difokuskan pada sub topik tertentu, antara lain:
1. Keutamaan Konsep Etika Islam
2. Etika sehari-hari cermin akhlak Islami
3. Pribadi Islami Inspirasi berakhlak Mulia.
Semoga pilihan sub topik ini dapat menggugah nurani penulis dan pengkaji ilmu etika sehingga selain paham secara teoritis, juga mampu secara aplikatif.
1. Keutamaan Konsep Etika Islam
Secara umum, etika Islam adalah sistem moral atau akhlak yang berdasarkan Islam. Dan secara umum akhlak atau moral itu terbagi atas 1. moral yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan akhirat. 2. moral yang sama sekali tidak berdasarkan kepada kepercayaan kepada Tuhan, moral ini timbul dari sumber-sumber sekuler (H.A. Mustofa,1999:149).
Al-Ghazali mengatakan, masalah akhlak itu terbagi kepada akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Akhlak dalam hal ini berarti kelakuan-kelakuan yang juga berarti ilmu kesopan, ilmu kesusilaan, etika, budi pekerti, atau moral. Dalam Islam, akhlak itu ditujukan keada Allah, kepada manusia, dan makhluk-makhluk yang lainnya.
Sahilun A.Nasir dalam H.A.Mustofa (1999: 151) menyebutkan akhlak Islam itu berkisar pada:
1. Tujuan hidup setiap muslim ialah menghambakan diri kepada Allah dan untuk mencapai keridhaan-Nya.
2. Keyakinan terhadap kebenaran wahyu membawa pada konsekuensi logis sebagai standa pedoman utama bagi setiap moral muslim.
3. keyakinan pda adanya hari akhir, mendorong manusia untuk menjadi sebaik mungkin.
4. Ajaran Islam meliputi segala segi hidup dan kehidupan manusia. Islam tidak hanya mengajarkan, tetapi menegakkan.
Selain itu, etika Islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental. Dikatakan demikian, sebab mengutip H.A. Mustofa (1999: 152) bahwa etika Islamiyah memiliki ciri-ciri khusus:
1. Kebajikan yang mutlak
Karena Islam telah menjamin kebaikan yang murni baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat dalam setiap keadaan dan waktu bagimanapun. Berbeda dengan etika buatan manusia, tidak bisa menjamin kebajikan dan berpihak pada golongan tertentu.
2. Kebaikan yang menyeluruh
Islam itu menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia, di segala zaman, dan tempat. Islam menciptakan akhlak yang mulia, sehingga bisa diterima jiwa dan akal.
3. Kemantapan
Islam menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri manusia. Ia bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang mencipakannya adalah Tuhan yang bijaksana, yang selalu memeliharanya dengan kebaikan yang mutlak.
4. Kewajiban yang dipatuhi
Wajib ditaati karena ia mempunyai daya kekuatan yang tinggi menguasai lahir dan batin, dalam setiap keadaan, juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat mendorong untuk tetap berpegang teguh kepadanya.
5. Pengawasan yang menyeluruh.
Islam adalah pengawas hati nurani dan akal yang sehat, Islam menghargai hati nurani bukan dijadikan tolak ukur dalam menetapkan beberapa usaha.
1. Etika Sehari-hari Cermin Akhlak Islami
Muhammad Khair Fatimah dalam bukunya Etika Muslim Sehari-hari, beliau memahami bahwa etika muslim diidentikan dengan adab sehari-hari Rasulullah Saw. Pendapat senada dikemukakan oleh Ibnu Qudamah dalam kitabnya, Minhajul Qashidin (Jalan Orang-Orang yang Mendapat Petunjuk). Namun sedikit berbeda dengan Muhammad Said Mursi (2004:120-200) dalam karyanya yang berjudul Panduan Praktis dalam Pergaulan, selain mengulas etika dari adab-adab Rasulullah Saw. beliau juga menambahkan etika-etika umum yang masih sesuai dengan napas Islam.
Dari ketiga pemikiran dan pemahaman ulama dan cendikiawan muslim tersebut dapat diketahui bahwa landasan etika sehari-hari yang mencerminkan akhlak Islami adalah tuntunan akhlak Rasulullah Saw yang dicerminkan beliau dalam adab sehari-harinya.
Berikut ini beberapa konsep etika yang menjadi cermin dari akhlak Islami seseorang.
I. Etika Rutinitas Sehari-Hari
Adapun etika rutinitas yang dimaksud adalah aktivitas sehari-hari seorang muslim yang semestinya menjadi ciri kepribadiannya dimulai dari tidur, bangun tidur sampai tidur kembali. Artinya perbuatan sekecil apapun yang telah menjadi kebiasaan sehari-hari sudah sepantasnya sesuai dengan tuntunan dari Rasulullah s.a.w sebagai suri teladan umat Islam. Sehingga apapun perbuatan itu, jika meneladani akhlak Beliau s.a.w akan bernilai ibadah di sisi Allah s.w.t.
Di sini penulis hanya mencantumkan beberapa etika muslim yang terkait dengan kebiasaan sehari-hari atau telah menjadi rutinitas, seperti ketika akan tidur dan bangun dari tidur, ketika makan, beristinja, dan berpakaian.
Etika Tidur dan Bangun (etikamuslim.googlepages.com)
a. Introspeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur.
Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuhasabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah swt. dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.
b. Tidur dini
Berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah rah. "Bahwasanya Rasulullah s.a.w. tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat".(Muttafaq `alaih)
c. Disunnatkan berwudhu sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan.
Al-Bara' bin `Azib ra. menuturkan : Rasulullah s.a.w bersabda: "Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu'lah sebagaimana wudlu' untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan..." Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.
d. Disunnatkan pula mengibaskan seprei tiga kali sebelum berbaring.
Berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiallahu'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya..." Di dalam satu riwayat dikatakan: "tiga kali". (Muttafaq `alaih).
e. Makruh tidur tengkurap
Abu Dzar Radhiallahu'anhu menuturkan :"Nabi s.a.w pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi s.a.w membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :"Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka". (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
f. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur.
Dari Jabir ra diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman". (Muttafaq'alaih).
g. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas)
h. Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam,
Misalnya : membaca: Bismika Allahumma Amuutu Wa ahya
” Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari)
i. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini :
“ A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi Wa syarri ‘ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuna.”
Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)
Hendaknya apabila bangun tidur membaca :
”Alhamdu Lillahilladzii Ahyaanaa ba’da maa Amaatanaa wa ilaihinnusyuuru”
"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan." (HR. Al-Bukhari)
Etika Makan Dan Minum
a. Berupaya untuk mencari makanan yang halal. (Al-Baqarah: 172).
b. Hendaklah makan dan minum diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Allah.
c. Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor.
d. Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada.
e. Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
f. Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
g. Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
h. Disunnatkan minum sambil duduk.
Etika Istinja (Buang Hajat)
a. Segera membuang hajat.
b. Menjauh dari pandangan manusia di saat buang air (hajat).
c. Tidak membawa sesuatu yang mengandung penyebutan Allah.
d. Dilarang menghadap atau membelakangi kiblat.
e. Ketentuan di atas berlaku apabila di ruang terbuka saja.
f. Dilarang kencing di air yang tergenang (tidak mengalir)
g. Makruh mencuci kotoran dengan tangan kanan.
h. Dianjurkan kencing dalam keadaan duduk.
i. Makruh berbicara di saat buang hajat kecuali darurat.
j. Disunnatkan masuk ke WC dengan mendahulukan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan berbarengan dengan dzikirnya masing-masing.
k. Mencuci kedua tangan sesudah menunaikan hajat.
Etika Berpakaian Dan Berhias
a. Disunnatkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih.
b. Pakaian harus menutup aurat.
c. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya.
d. Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan terpaksa.
e. Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya menutup seluruh badannya, termasuk kedua kakinya.
f. Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya.
g. Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih.
Dari pemaparan di atas, muncul pertanyaan, apakah setiap mereka yang mengaku muslim telah mengetahui dan mengamalkan etika tersebut, berapa banyak yang mengetahui dan sanggup mengamalkannya ?, tentu sebagai umat Islam, tidaklah cukup menjawabnya dengan lisan. Ini adalah tugas umat untuk menyerukan kembali bahwa betapa mulia akhlak Rasulullah s.a.w dalam menjaga kesucian pribadi Beliau. Pertanyaan tersebut bisa terjawab jika umat ini mau berjuang menegakkan sendi kehidupan yang Islami di masyarakat. Barulah jelas, siapa saja yang tegar dengan karakter keislamannya dan siapa pula yang ingkar dengan simbol keislamannya.
Menurut hemat penulis, kepribadian muslim yang kaffah (sempurna) dibentuk bermula dari lingkungan keluarga yakni pendidikan akhlak Islami di rumah tangga. Penanaman nilai-nilai moral kepada anak melalui teladan yang baik dari kedua orang tua sangat mendukung terbinanya generasi umat yang berakhlak luhur.
Dengan begitu, tidak cukup pembinaan akhlak Islami itu ditegakkan secara individu. Perlu adanya hubungan antar anggota keluarga terutama interaksi anak dengan kedua orang tuanya, hidup bertetangga, dan bermasyarakat. Ketiga lingkup kehidupan tersebut yakni pribadi, keluarga dan masyarakat harus selaras dalam mencitraan lingkungan yang kondisif . Kondusif yang dimaksud adalah kondisi lingkungan yang sangat mendukung individu dan kelompok masyarakat berakhlak Islami.
II. Etika Berinteraksi di Rumah
Penulis mengutamakan nilai etika ditegakkan melalui hubungan antar pribadi di dalam rumah. Dari sekian banyak hubungan antarsesama anggota keluarga, paling utama dan harus diutamakan adalah etika terhadap kedua orang tua.
Etika terhadap Kedua Orang Tua (dikutip dari Muh. Said Mursi, 2004: 130).
a. Taat selama bukan dalam maksiat.
b. Berbicara dengan lembut, sopan.
c. Menyambut mereka dengan senyum sambil mencium tangan mereka.
d. Menghormati dan memuliakan kerabat dan sahabat mereka.
e. Belajar dengan rajin dan berusaha meraih prestasi.
f. Berdoa dan memintakan ampun buat mereka. Dan lain-lain.
C. Etika Berinteraksi di Luar Rumah
Interaksi sosial di masyarakat akan terwujud jika individu atau anggota keluarga mau memulai dari lingkup terdekat yakni tetangga. Sulit dipahami jika ada sebuah keluarga mengaku ramah dengan masyarakat sekitar sementara diketahui hubungan dengan tetangga disebelah tidak akur.
Etika dengan Tetangga
Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu :
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memu-liakan tetangganya”. Dan di dalam riwayat lain disebutkan: “hendaklah ia berprilaku baik terhadap tetangganya”. (Muttafaq’alaih).
Adapun etika bertetangga (Muh. Said Mursi, 2004: 180):
a. Berkenalan
b. Tidak mengganggunya
c. Mengawasi dan menjaga rumahnya ketika dia tidak ada di rumahnya.
d. Ikut serta dalam acara pesta atau acara duka cita.
e. Tidak menyebarkan aib-aibnya
f. Tersenyum ketika berpapasan di jalan dan lain-lain
Masih banyak nilai-nilai etika di dalam kehidupan sehari-hari , di dunia pendidikan. Misalnya etika mahasiswa terhadap dosen haruslah menghormati dan menghargai begitu juga sebaliknya. Di dunia kerja, etika pimpinan kepada staf dan karyawan haruslah mengayomi, membimbing, dan memberikan upah yang sesuai sebaliknya staf dan karyawan harus menghargai dan menghormati pimpinan selagi pimpinan bersikap adil dan bijaksana. Belum lagi di lingkup pemerintahan, sebagai pemimpin harus siap melayani rakyatnya bukan malah sebaliknya.
Bicara tentang pemimpin, sosok bijaksana, idealis, amanah dalam memimpin umat hanyalah Rasulullah s.a.w. Belum ada pemimpin di muka bumi ini sekaliber Beliau. Akhlak beliau menjadi panutan semua kalangan, sebab misi yang beliau bawa adalah misi kemanusiaan yang bermoral dan kembali kepada fitrah sebagai hamba Allah s.w.t. Mengenal beliau menjadi inspirasi terbesar di sepanjang sejarah kebangkitan peradaban umat manusia.
3. Pribadi Islami Inspirasi berakhlak Mulia.
Dalam Islam, budi pekerti merupakan refleksi iman seseorang. Dan contoh atau suri tauladan yang paling baik dalam hal ini adalah Rasulullah s.a.w. Beliau memiliki akhlak yang sangat mulia, agung dan teguh. Sehingga sangat pantas, Allah mengangkat beliau sebagai pemimpin manusia (H.A. Mustofa, 1999: 152).
Pada intinya pribadi Islami yang dimaksud adalah keteladanan Rasulullah Saw. bagi umatnya. Dengan keteladanan beliau sebagai Nabi dan Rasul beliau memberikan contoh yang baik sesuai dengan amalan dan perbuatan sehari-hari beliau. Melalui suri tauladan beliau dalam mengemban amanah diberbagai peran seperti sebagai pemimpin umat, pemimpin perang, pedagang, kepala keluarga, dan lainnya tampak di dalam kepribadian beliau akhlak yang mulia.
Dengan kesabaran, keikhlasan dan keridhaan sebagai pemimpin umat manusia, Rasulullah menjadi inspirator bagi umat manusia untuk mengikuti jejak langkahnya. Hal tersebut terbukti dari kemuliaan kisah para sahabat dan pengikutnya yang shalih.
DAFTAR PUSTAKA
H.A. Mustofa, 1999, Akhlak Tasawuf, Bandung:CV.Pustaka Setia.
http://etikamuslim.googlepages.com/
Hussein Bahreisi, 1981, Ajaran-Ajaran Akhlak Imam Al-Ghazali, Surabaya: Al-Ikhlas.
Ibnu Qudamah, 1997.Minhajul Qashidin: Jalan Orang-Orang yang Mendapat petunjuk, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Muhammad Khair Fatimah, 1999. Etika Muslim Sehari-Hari, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Muhammad Said Mursi, 2004. Panduan Praktis Dalam Pergaulan, Jakarta: Gema Insani Press.
Dewasa ini persoalan umat manusia kian hari semakin bertambah. Ragam permasalahan yang dihadapi menjadikan umat manusia terdesak untuk mencari solusi. Meskipun telah banyak langkah-langkah tertentu yang ditawarkan dari berbagai pihak, tapi tidak semua tawaran tersebut mampu menjadi solusi utama.
Dalam keterkaitan fenomena tersebut, Islam muncul ke permukaan tidak hanya sebagai ajaran agama bagi umatnya, tapi juga merupakan sistem ajaran moral yang mudah dan menyeluruh (kaffah) bagi umat manusia. Sebab jauh sebelum puncak kejayaan peradaban manusia seperti sekarang ini, Allah Swt. telah mengajarkan manusia tentang akhlak dan kebaikan melalui para nabi dan rasul-Nya.
Persoalan etika dalam Islam dimuat dalam Al Quran dan hadits. Sumber tersebut merupakan batasan–batasan dalam tindakan sehari-hari bagi manusia. Sebagai umat Islam yang baik tentu selalu menjadikan kedua sumber hukum tersebut sebagai rujukan bersikap.
Terkait perihal di atas menurut hemat penulis, selain memahami konsep etika secara teori perlu ada konsep secara praktik di dalam kehidupan. Maka dari itu penulis tertarik mengkaji persoalan etika muslim di dalam kehidupan sehari-hari dengan judul “Etika Sehari-hari dalam Perspektif Islam”. Adapun kajian ini difokuskan pada sub topik tertentu, antara lain:
1. Keutamaan Konsep Etika Islam
2. Etika sehari-hari cermin akhlak Islami
3. Pribadi Islami Inspirasi berakhlak Mulia.
Semoga pilihan sub topik ini dapat menggugah nurani penulis dan pengkaji ilmu etika sehingga selain paham secara teoritis, juga mampu secara aplikatif.
1. Keutamaan Konsep Etika Islam
Secara umum, etika Islam adalah sistem moral atau akhlak yang berdasarkan Islam. Dan secara umum akhlak atau moral itu terbagi atas 1. moral yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan akhirat. 2. moral yang sama sekali tidak berdasarkan kepada kepercayaan kepada Tuhan, moral ini timbul dari sumber-sumber sekuler (H.A. Mustofa,1999:149).
Al-Ghazali mengatakan, masalah akhlak itu terbagi kepada akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Akhlak dalam hal ini berarti kelakuan-kelakuan yang juga berarti ilmu kesopan, ilmu kesusilaan, etika, budi pekerti, atau moral. Dalam Islam, akhlak itu ditujukan keada Allah, kepada manusia, dan makhluk-makhluk yang lainnya.
Sahilun A.Nasir dalam H.A.Mustofa (1999: 151) menyebutkan akhlak Islam itu berkisar pada:
1. Tujuan hidup setiap muslim ialah menghambakan diri kepada Allah dan untuk mencapai keridhaan-Nya.
2. Keyakinan terhadap kebenaran wahyu membawa pada konsekuensi logis sebagai standa pedoman utama bagi setiap moral muslim.
3. keyakinan pda adanya hari akhir, mendorong manusia untuk menjadi sebaik mungkin.
4. Ajaran Islam meliputi segala segi hidup dan kehidupan manusia. Islam tidak hanya mengajarkan, tetapi menegakkan.
Selain itu, etika Islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental. Dikatakan demikian, sebab mengutip H.A. Mustofa (1999: 152) bahwa etika Islamiyah memiliki ciri-ciri khusus:
1. Kebajikan yang mutlak
Karena Islam telah menjamin kebaikan yang murni baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat dalam setiap keadaan dan waktu bagimanapun. Berbeda dengan etika buatan manusia, tidak bisa menjamin kebajikan dan berpihak pada golongan tertentu.
2. Kebaikan yang menyeluruh
Islam itu menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia, di segala zaman, dan tempat. Islam menciptakan akhlak yang mulia, sehingga bisa diterima jiwa dan akal.
3. Kemantapan
Islam menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri manusia. Ia bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang mencipakannya adalah Tuhan yang bijaksana, yang selalu memeliharanya dengan kebaikan yang mutlak.
4. Kewajiban yang dipatuhi
Wajib ditaati karena ia mempunyai daya kekuatan yang tinggi menguasai lahir dan batin, dalam setiap keadaan, juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat mendorong untuk tetap berpegang teguh kepadanya.
5. Pengawasan yang menyeluruh.
Islam adalah pengawas hati nurani dan akal yang sehat, Islam menghargai hati nurani bukan dijadikan tolak ukur dalam menetapkan beberapa usaha.
1. Etika Sehari-hari Cermin Akhlak Islami
Muhammad Khair Fatimah dalam bukunya Etika Muslim Sehari-hari, beliau memahami bahwa etika muslim diidentikan dengan adab sehari-hari Rasulullah Saw. Pendapat senada dikemukakan oleh Ibnu Qudamah dalam kitabnya, Minhajul Qashidin (Jalan Orang-Orang yang Mendapat Petunjuk). Namun sedikit berbeda dengan Muhammad Said Mursi (2004:120-200) dalam karyanya yang berjudul Panduan Praktis dalam Pergaulan, selain mengulas etika dari adab-adab Rasulullah Saw. beliau juga menambahkan etika-etika umum yang masih sesuai dengan napas Islam.
Dari ketiga pemikiran dan pemahaman ulama dan cendikiawan muslim tersebut dapat diketahui bahwa landasan etika sehari-hari yang mencerminkan akhlak Islami adalah tuntunan akhlak Rasulullah Saw yang dicerminkan beliau dalam adab sehari-harinya.
Berikut ini beberapa konsep etika yang menjadi cermin dari akhlak Islami seseorang.
I. Etika Rutinitas Sehari-Hari
Adapun etika rutinitas yang dimaksud adalah aktivitas sehari-hari seorang muslim yang semestinya menjadi ciri kepribadiannya dimulai dari tidur, bangun tidur sampai tidur kembali. Artinya perbuatan sekecil apapun yang telah menjadi kebiasaan sehari-hari sudah sepantasnya sesuai dengan tuntunan dari Rasulullah s.a.w sebagai suri teladan umat Islam. Sehingga apapun perbuatan itu, jika meneladani akhlak Beliau s.a.w akan bernilai ibadah di sisi Allah s.w.t.
Di sini penulis hanya mencantumkan beberapa etika muslim yang terkait dengan kebiasaan sehari-hari atau telah menjadi rutinitas, seperti ketika akan tidur dan bangun dari tidur, ketika makan, beristinja, dan berpakaian.
Etika Tidur dan Bangun (etikamuslim.googlepages.com)
a. Introspeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur.
Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuhasabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah swt. dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.
b. Tidur dini
Berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah rah. "Bahwasanya Rasulullah s.a.w. tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat".(Muttafaq `alaih)
c. Disunnatkan berwudhu sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan.
Al-Bara' bin `Azib ra. menuturkan : Rasulullah s.a.w bersabda: "Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu'lah sebagaimana wudlu' untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan..." Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.
d. Disunnatkan pula mengibaskan seprei tiga kali sebelum berbaring.
Berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiallahu'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya..." Di dalam satu riwayat dikatakan: "tiga kali". (Muttafaq `alaih).
e. Makruh tidur tengkurap
Abu Dzar Radhiallahu'anhu menuturkan :"Nabi s.a.w pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi s.a.w membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :"Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka". (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
f. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur.
Dari Jabir ra diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman". (Muttafaq'alaih).
g. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas)
h. Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam,
Misalnya : membaca: Bismika Allahumma Amuutu Wa ahya
” Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari)
i. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini :
“ A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi Wa syarri ‘ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuna.”
Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)
Hendaknya apabila bangun tidur membaca :
”Alhamdu Lillahilladzii Ahyaanaa ba’da maa Amaatanaa wa ilaihinnusyuuru”
"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan." (HR. Al-Bukhari)
Etika Makan Dan Minum
a. Berupaya untuk mencari makanan yang halal. (Al-Baqarah: 172).
b. Hendaklah makan dan minum diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Allah.
c. Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor.
d. Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada.
e. Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
f. Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
g. Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
h. Disunnatkan minum sambil duduk.
Etika Istinja (Buang Hajat)
a. Segera membuang hajat.
b. Menjauh dari pandangan manusia di saat buang air (hajat).
c. Tidak membawa sesuatu yang mengandung penyebutan Allah.
d. Dilarang menghadap atau membelakangi kiblat.
e. Ketentuan di atas berlaku apabila di ruang terbuka saja.
f. Dilarang kencing di air yang tergenang (tidak mengalir)
g. Makruh mencuci kotoran dengan tangan kanan.
h. Dianjurkan kencing dalam keadaan duduk.
i. Makruh berbicara di saat buang hajat kecuali darurat.
j. Disunnatkan masuk ke WC dengan mendahulukan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan berbarengan dengan dzikirnya masing-masing.
k. Mencuci kedua tangan sesudah menunaikan hajat.
Etika Berpakaian Dan Berhias
a. Disunnatkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih.
b. Pakaian harus menutup aurat.
c. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya.
d. Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan terpaksa.
e. Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya menutup seluruh badannya, termasuk kedua kakinya.
f. Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya.
g. Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih.
Dari pemaparan di atas, muncul pertanyaan, apakah setiap mereka yang mengaku muslim telah mengetahui dan mengamalkan etika tersebut, berapa banyak yang mengetahui dan sanggup mengamalkannya ?, tentu sebagai umat Islam, tidaklah cukup menjawabnya dengan lisan. Ini adalah tugas umat untuk menyerukan kembali bahwa betapa mulia akhlak Rasulullah s.a.w dalam menjaga kesucian pribadi Beliau. Pertanyaan tersebut bisa terjawab jika umat ini mau berjuang menegakkan sendi kehidupan yang Islami di masyarakat. Barulah jelas, siapa saja yang tegar dengan karakter keislamannya dan siapa pula yang ingkar dengan simbol keislamannya.
Menurut hemat penulis, kepribadian muslim yang kaffah (sempurna) dibentuk bermula dari lingkungan keluarga yakni pendidikan akhlak Islami di rumah tangga. Penanaman nilai-nilai moral kepada anak melalui teladan yang baik dari kedua orang tua sangat mendukung terbinanya generasi umat yang berakhlak luhur.
Dengan begitu, tidak cukup pembinaan akhlak Islami itu ditegakkan secara individu. Perlu adanya hubungan antar anggota keluarga terutama interaksi anak dengan kedua orang tuanya, hidup bertetangga, dan bermasyarakat. Ketiga lingkup kehidupan tersebut yakni pribadi, keluarga dan masyarakat harus selaras dalam mencitraan lingkungan yang kondisif . Kondusif yang dimaksud adalah kondisi lingkungan yang sangat mendukung individu dan kelompok masyarakat berakhlak Islami.
II. Etika Berinteraksi di Rumah
Penulis mengutamakan nilai etika ditegakkan melalui hubungan antar pribadi di dalam rumah. Dari sekian banyak hubungan antarsesama anggota keluarga, paling utama dan harus diutamakan adalah etika terhadap kedua orang tua.
Etika terhadap Kedua Orang Tua (dikutip dari Muh. Said Mursi, 2004: 130).
a. Taat selama bukan dalam maksiat.
b. Berbicara dengan lembut, sopan.
c. Menyambut mereka dengan senyum sambil mencium tangan mereka.
d. Menghormati dan memuliakan kerabat dan sahabat mereka.
e. Belajar dengan rajin dan berusaha meraih prestasi.
f. Berdoa dan memintakan ampun buat mereka. Dan lain-lain.
C. Etika Berinteraksi di Luar Rumah
Interaksi sosial di masyarakat akan terwujud jika individu atau anggota keluarga mau memulai dari lingkup terdekat yakni tetangga. Sulit dipahami jika ada sebuah keluarga mengaku ramah dengan masyarakat sekitar sementara diketahui hubungan dengan tetangga disebelah tidak akur.
Etika dengan Tetangga
Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu :
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memu-liakan tetangganya”. Dan di dalam riwayat lain disebutkan: “hendaklah ia berprilaku baik terhadap tetangganya”. (Muttafaq’alaih).
Adapun etika bertetangga (Muh. Said Mursi, 2004: 180):
a. Berkenalan
b. Tidak mengganggunya
c. Mengawasi dan menjaga rumahnya ketika dia tidak ada di rumahnya.
d. Ikut serta dalam acara pesta atau acara duka cita.
e. Tidak menyebarkan aib-aibnya
f. Tersenyum ketika berpapasan di jalan dan lain-lain
Masih banyak nilai-nilai etika di dalam kehidupan sehari-hari , di dunia pendidikan. Misalnya etika mahasiswa terhadap dosen haruslah menghormati dan menghargai begitu juga sebaliknya. Di dunia kerja, etika pimpinan kepada staf dan karyawan haruslah mengayomi, membimbing, dan memberikan upah yang sesuai sebaliknya staf dan karyawan harus menghargai dan menghormati pimpinan selagi pimpinan bersikap adil dan bijaksana. Belum lagi di lingkup pemerintahan, sebagai pemimpin harus siap melayani rakyatnya bukan malah sebaliknya.
Bicara tentang pemimpin, sosok bijaksana, idealis, amanah dalam memimpin umat hanyalah Rasulullah s.a.w. Belum ada pemimpin di muka bumi ini sekaliber Beliau. Akhlak beliau menjadi panutan semua kalangan, sebab misi yang beliau bawa adalah misi kemanusiaan yang bermoral dan kembali kepada fitrah sebagai hamba Allah s.w.t. Mengenal beliau menjadi inspirasi terbesar di sepanjang sejarah kebangkitan peradaban umat manusia.
3. Pribadi Islami Inspirasi berakhlak Mulia.
Dalam Islam, budi pekerti merupakan refleksi iman seseorang. Dan contoh atau suri tauladan yang paling baik dalam hal ini adalah Rasulullah s.a.w. Beliau memiliki akhlak yang sangat mulia, agung dan teguh. Sehingga sangat pantas, Allah mengangkat beliau sebagai pemimpin manusia (H.A. Mustofa, 1999: 152).
Pada intinya pribadi Islami yang dimaksud adalah keteladanan Rasulullah Saw. bagi umatnya. Dengan keteladanan beliau sebagai Nabi dan Rasul beliau memberikan contoh yang baik sesuai dengan amalan dan perbuatan sehari-hari beliau. Melalui suri tauladan beliau dalam mengemban amanah diberbagai peran seperti sebagai pemimpin umat, pemimpin perang, pedagang, kepala keluarga, dan lainnya tampak di dalam kepribadian beliau akhlak yang mulia.
Dengan kesabaran, keikhlasan dan keridhaan sebagai pemimpin umat manusia, Rasulullah menjadi inspirator bagi umat manusia untuk mengikuti jejak langkahnya. Hal tersebut terbukti dari kemuliaan kisah para sahabat dan pengikutnya yang shalih.
DAFTAR PUSTAKA
H.A. Mustofa, 1999, Akhlak Tasawuf, Bandung:CV.Pustaka Setia.
http://etikamuslim.googlepages.com/
Hussein Bahreisi, 1981, Ajaran-Ajaran Akhlak Imam Al-Ghazali, Surabaya: Al-Ikhlas.
Ibnu Qudamah, 1997.Minhajul Qashidin: Jalan Orang-Orang yang Mendapat petunjuk, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Muhammad Khair Fatimah, 1999. Etika Muslim Sehari-Hari, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Muhammad Said Mursi, 2004. Panduan Praktis Dalam Pergaulan, Jakarta: Gema Insani Press.
Etika Bisnis Orang Jepang
Dalam menjalankan bisnis harus ada etika, supaya tidak menyinggung pihak lain. Begitu juga yang dilakukan oleh orang jepang, salah satu raksasa asia ini memiliki banyak pengusaha sukses. Dalam berbisnis ternyata mereka juga mempunyai etika yang pasti dijaga. Dan berikut diantaranya.
Etika Muka Serius Tanpa Ekspresi
Anda tidak akan pernah melihat muka-muka datar tanpa ekspresi, seperti yang Anda lihat di kantor-kantor Jepang. Sesekali mungkin ada karyawan yang tertawa, tetapi para pekerja pada umumnya akan menunjukkan ekspresi muka yang datar dan serius, khususnya saat meeting. Mereka berbicara dengan nada yang rendah dan teratur. Mereka bahkan kerap menutup mata ketika mendengar dan memperhatikan pembicara—kebiasaan ini sering disalahartikan oleh orang asing yang tidak mengerti, sebagai tanda kebosanan.
Pelajaran yang bisa diambil: Orang Jepang menganggap tempat kerja sebagai tempat yang harus dihormati. Mereka jarang bercanda kecuali pada waktu luang atau istirahat. Jarang sekali ada kontak fisik antarpekerja, apalagi menepuk punggung atau kepala.
Bagaimana kita mengadaptasinya: Bagi kita, suasana kerja yang terlalu kaku dan formal mungkin terkesan menyiksa. Anda tidak perlu memperlakukan lingkungan kantor seperti tempat yang sakral, tetapi juga jangan berlaku seenaknya seperti di rumah sendiri. Sikap profesional tetap diperlukan untuk meningkatkan produktivitas. Hormati pekerjaan dan hormati orang lain. Jaga volume suara dan tertawa, karena Anda tidak bekerja sendirian di kantor.
Etika Mengalah pada yang Lebih Tua
Sudah merupakan kebiasaan dalam meeting di Jepang untuk selalu memberi kesempatan pada orang yang lebih tua dan mempunyai jabatan tertinggi untuk memberikan pendapat atau komentar terlebih dahulu. Orang yang lebih tua juga selalu paling diperhatikan pendapat dan nasihatnya. Ketika membungkuk—tradisi menyapa Jepang—kita harus selalu membungkuk lebih dalam kepada orang-orang yang lebih senior.
Pelajaran yang bisa diambil: Budaya bisnis Jepang menghargai mereka yang lebih senior untuk kebijaksanaan dan pengalaman yang mereka bagikan ke perusahaan. Di Jepang, umur adalah sama dengan pangkat. Jadi, semakin tua seseorang, semakin dianggap penting pulalah dia.
Bagaimana kita mengadaptasinya: Kita bisa berusaha untuk sedikit mengalah kepada orang-orang yang lebih senior atau mereka yang berpangkat lebih tinggi. Jika Anda tidak setuju/berselisih pendapat dengan seorang manajer, keluarkan keluhan Anda secara pribadi di ruangan tertutup. Jangan pernah mempertanyakan otoritas dan kekuasaannya di depan orang lain. Ketahuilah bahwa mereka yang berada di atas Anda itu adalah memang orang-orang yang layak dipromosikan karena keahlian dan pengalaman mereka. Lain halnya jika mereka yang berada di atas Anda itu mencapai jabatannya lewat KKN, nepotisme dan suap. Anda lebih baik keluar dari perusahaan tersebut.
Etika Tanamkan Motivasi Melalui Slogan
Banyak perusahaan Jepang memulai hari mereka dengan meeting pagi, dimana para pekerja berbaris dan menyanyikan slogan perusahaan sebagai salah satu cara untuk menanamkan motivasi dan kesetiaan terhadap perusahaan. Hal ini juga penting untuk menjaga agar semua karyawan tetap ingat akan maksud dan tujuan perusahaan.
Pelajaran yang bisa diambil: Sekilas, tradisi ini mungkin terlihat seperti aktivitas untuk “cuci otak” atau indoktrinasi. Tetapi, hal ini merupakan cara Jepang untuk menanamkan semangat kerja bagi seluruh karyawannya. Acara pagi ini berfungsi untuk terus mengingatkan misi dan visi perusahaan yang perlahan bisa menjadi kabur seiring dengan sibuknya hari-hari kerja.
Bagaimana kita mengadaptasinya: Ingatkan diri Anda setiap kali duduk di tempat kerja—apa yang sebenarnya Anda kerjakan. Refresh kembali visi, misi dan tujuan jangka panjang dalam benak Anda. Tetaplah sadar akan betapa pentingnya kerja sama tim dan seluruh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Buat daftar dari slogan Anda sendiri supaya bisa dibaca dan diingat lagi jika Anda sedang hilang atau patah semangat.
Etika Getol Kerja, Getol Hiburan Juga
Setelah melalui waktu kerja, para pekerja Jepang siap untuk bersantai—sangat santai bahkan. Mengunjungi bar demi bar setelah jam kerja adalah hal yang umum—bahkan sudah menjadi tradisi. Jika lingkungan kerja merupakan tempat yang formal dan resmi, bar adalah tempat para pekerja Jepang berhura-hura. Salah satu tempat favorit adalah karaoke bar, dimana semua orang diharapkan untuk ikut bernyanyi—walaupun ada dari mereka yang tidak bisa menyanyi. Selain itu, klub-klub malam juga menjadi tempat favorit, tidak hanya untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan hiburan, tetapi juga untuk saling berbagi informasi dan memperkuat tali persaudaraan dalam suatu tim
Etika Hormati Kartu Nama Orang Lain
Sebuah meeting di Jepang selalu dimulai dengan ritual pertukaran kartu nama yang dilakukan secara formal dan resmi. Ritual ini dinamakan Meishi Kokan. Dalam proses pertukaran kartu nama, orang yang diberi kartu menerimanya dengan kedua tangan, membaca kartu nama tersebut dengan teliti, membaca tulisan yang ada hingga terdengar oleh semua orang, lalu meletakkannya dalam tempat kartu nama, atau di atas meja di depannya (sehingga bisa langsung dibaca kembali apabila diperlukan). Kartu nama tidak pernah ditaruh di dalam kantong, karena dianggap tak sopan.
Pelajaran yang bisa diambil: Pertukaran kartu nama adalah cara untuk mengekspresikan rasa hormat dan menganggap penting orang lain dalam suatu pertemuan. Ini menunjukkan Anda menghargai pertemuan tersebut, sama dengan halnya Anda akan menghargai pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Bagaimana kita mengadaptasinya: Mungkin akan terlihat konyol apabila Anda benar-benar melakukan tradisi Meishi Kokan di tempat lain. Tetapi, jika Anda menerima kartu nama dari orang lain, usahakanlah untuk membaca dan menyerap semua informasi yang ada di dalamnya. Tidak ada ruginya berusaha untuk mengingat nama lengkap orang tersebut. Sebaliknya, Anda akan terlihat kasar dan tidak sopan jika Anda langsung menjejalkan kartu nama tersebut ke dalam kantong terdekat.
Etika Muka Serius Tanpa Ekspresi
Anda tidak akan pernah melihat muka-muka datar tanpa ekspresi, seperti yang Anda lihat di kantor-kantor Jepang. Sesekali mungkin ada karyawan yang tertawa, tetapi para pekerja pada umumnya akan menunjukkan ekspresi muka yang datar dan serius, khususnya saat meeting. Mereka berbicara dengan nada yang rendah dan teratur. Mereka bahkan kerap menutup mata ketika mendengar dan memperhatikan pembicara—kebiasaan ini sering disalahartikan oleh orang asing yang tidak mengerti, sebagai tanda kebosanan.
Pelajaran yang bisa diambil: Orang Jepang menganggap tempat kerja sebagai tempat yang harus dihormati. Mereka jarang bercanda kecuali pada waktu luang atau istirahat. Jarang sekali ada kontak fisik antarpekerja, apalagi menepuk punggung atau kepala.
Bagaimana kita mengadaptasinya: Bagi kita, suasana kerja yang terlalu kaku dan formal mungkin terkesan menyiksa. Anda tidak perlu memperlakukan lingkungan kantor seperti tempat yang sakral, tetapi juga jangan berlaku seenaknya seperti di rumah sendiri. Sikap profesional tetap diperlukan untuk meningkatkan produktivitas. Hormati pekerjaan dan hormati orang lain. Jaga volume suara dan tertawa, karena Anda tidak bekerja sendirian di kantor.
Etika Mengalah pada yang Lebih Tua
Sudah merupakan kebiasaan dalam meeting di Jepang untuk selalu memberi kesempatan pada orang yang lebih tua dan mempunyai jabatan tertinggi untuk memberikan pendapat atau komentar terlebih dahulu. Orang yang lebih tua juga selalu paling diperhatikan pendapat dan nasihatnya. Ketika membungkuk—tradisi menyapa Jepang—kita harus selalu membungkuk lebih dalam kepada orang-orang yang lebih senior.
Pelajaran yang bisa diambil: Budaya bisnis Jepang menghargai mereka yang lebih senior untuk kebijaksanaan dan pengalaman yang mereka bagikan ke perusahaan. Di Jepang, umur adalah sama dengan pangkat. Jadi, semakin tua seseorang, semakin dianggap penting pulalah dia.
Bagaimana kita mengadaptasinya: Kita bisa berusaha untuk sedikit mengalah kepada orang-orang yang lebih senior atau mereka yang berpangkat lebih tinggi. Jika Anda tidak setuju/berselisih pendapat dengan seorang manajer, keluarkan keluhan Anda secara pribadi di ruangan tertutup. Jangan pernah mempertanyakan otoritas dan kekuasaannya di depan orang lain. Ketahuilah bahwa mereka yang berada di atas Anda itu adalah memang orang-orang yang layak dipromosikan karena keahlian dan pengalaman mereka. Lain halnya jika mereka yang berada di atas Anda itu mencapai jabatannya lewat KKN, nepotisme dan suap. Anda lebih baik keluar dari perusahaan tersebut.
Etika Tanamkan Motivasi Melalui Slogan
Banyak perusahaan Jepang memulai hari mereka dengan meeting pagi, dimana para pekerja berbaris dan menyanyikan slogan perusahaan sebagai salah satu cara untuk menanamkan motivasi dan kesetiaan terhadap perusahaan. Hal ini juga penting untuk menjaga agar semua karyawan tetap ingat akan maksud dan tujuan perusahaan.
Pelajaran yang bisa diambil: Sekilas, tradisi ini mungkin terlihat seperti aktivitas untuk “cuci otak” atau indoktrinasi. Tetapi, hal ini merupakan cara Jepang untuk menanamkan semangat kerja bagi seluruh karyawannya. Acara pagi ini berfungsi untuk terus mengingatkan misi dan visi perusahaan yang perlahan bisa menjadi kabur seiring dengan sibuknya hari-hari kerja.
Bagaimana kita mengadaptasinya: Ingatkan diri Anda setiap kali duduk di tempat kerja—apa yang sebenarnya Anda kerjakan. Refresh kembali visi, misi dan tujuan jangka panjang dalam benak Anda. Tetaplah sadar akan betapa pentingnya kerja sama tim dan seluruh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Buat daftar dari slogan Anda sendiri supaya bisa dibaca dan diingat lagi jika Anda sedang hilang atau patah semangat.
Etika Getol Kerja, Getol Hiburan Juga
Setelah melalui waktu kerja, para pekerja Jepang siap untuk bersantai—sangat santai bahkan. Mengunjungi bar demi bar setelah jam kerja adalah hal yang umum—bahkan sudah menjadi tradisi. Jika lingkungan kerja merupakan tempat yang formal dan resmi, bar adalah tempat para pekerja Jepang berhura-hura. Salah satu tempat favorit adalah karaoke bar, dimana semua orang diharapkan untuk ikut bernyanyi—walaupun ada dari mereka yang tidak bisa menyanyi. Selain itu, klub-klub malam juga menjadi tempat favorit, tidak hanya untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan hiburan, tetapi juga untuk saling berbagi informasi dan memperkuat tali persaudaraan dalam suatu tim
Etika Hormati Kartu Nama Orang Lain
Sebuah meeting di Jepang selalu dimulai dengan ritual pertukaran kartu nama yang dilakukan secara formal dan resmi. Ritual ini dinamakan Meishi Kokan. Dalam proses pertukaran kartu nama, orang yang diberi kartu menerimanya dengan kedua tangan, membaca kartu nama tersebut dengan teliti, membaca tulisan yang ada hingga terdengar oleh semua orang, lalu meletakkannya dalam tempat kartu nama, atau di atas meja di depannya (sehingga bisa langsung dibaca kembali apabila diperlukan). Kartu nama tidak pernah ditaruh di dalam kantong, karena dianggap tak sopan.
Pelajaran yang bisa diambil: Pertukaran kartu nama adalah cara untuk mengekspresikan rasa hormat dan menganggap penting orang lain dalam suatu pertemuan. Ini menunjukkan Anda menghargai pertemuan tersebut, sama dengan halnya Anda akan menghargai pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Bagaimana kita mengadaptasinya: Mungkin akan terlihat konyol apabila Anda benar-benar melakukan tradisi Meishi Kokan di tempat lain. Tetapi, jika Anda menerima kartu nama dari orang lain, usahakanlah untuk membaca dan menyerap semua informasi yang ada di dalamnya. Tidak ada ruginya berusaha untuk mengingat nama lengkap orang tersebut. Sebaliknya, Anda akan terlihat kasar dan tidak sopan jika Anda langsung menjejalkan kartu nama tersebut ke dalam kantong terdekat.
Mulailah Mengaudit Tujuan Hidup
Tujuan adalah sasaran dari usaha kita hari ini, kemarin bahkan mungkin besok... tapi Tujuan yang sering kita sebut juga dengan goal akan dapat masuk ke gawang, apabila kita memahami apa sebenarnya akhir dari yang kita cari, Tujuan mungkin bisa didefinisikan menjadi dua definisi, Tujuan jangka panjang; yang mana biasanya meliputi cita-cita,mimpi atau visi dan lain sebagainya. Kata C.Frankland "Masa depan laksana kertas kosong". Apa yang menentukan adalah apa yang Anda goreskan.
Apakah dengan memiliki cita-cita, mimpi atau visi lantas hidup kita akan terjamin dan menjadi lebih baik???, jawabanyang paling jujur adalah tidak. Memang cita-cita tidak menjamin masa depan, tetapi dengan memiliki cita-cita atau mimpi batin kita akan semakin terdorong untuk terus dan bisa meraihnya. Dorongan itulah yang sangat mahal harganya, Karena dengan dorongan itulah hidup kita menjadi lebih memiliki arti.
Tuhan telah menetapkan semua yang telah terjadi pada diri manusia semenjak ia berada dalam alaman kandungan, Terkadang apa yang kita cita-citakan belum tentu baik akhirnya untuk diri kita, dan Tuhan lebih punya alasan mengapa akhirnya kita tidak berakhir pada apa yang kita cita-citakan, Karena disitulah letak kasih sayang Tuhan kepada kita, Dialah yang lebih mengerti tentang keadaan kita.
Agar tujuan jangka panjang dapat menghasilkan dorongna yang lebih kuat lagi, maka kitapun diajarkan untuk membuat jangka pendek. Sebagai mediator kita agar dapt tercapai tujuan tersebut dengan cara memiliki target, sasaran atau istilah yang lainnya...
Tidak ada cita-cita yang dapat tercapai dalam jangka waktu yang sangat singkat, semua butuh ikhtiar,perjuangan, do'a dan masih banyak lagi agar diri kita ini semakin termotivasi untuk bisa menggapai cita-cita, Memperjuangkan tujuan jangka pendek yang Nabi ajarkan antara lain adalah, Beliau menyuruh kita mengucapkan kata "pokoknya" berkali-kali dalam setiap hari, minimal lima kali. Ini bertujuan agar kita tetap ingat dengan tujuan awal kita.
Agama mengajarkan bahwa dalam setiap aktivitas positif yang kita lakukan, hendaknya harus ada tujuan yang saling terkait, yaitu yang duniawi (pendek,materi dst) dan yang Ukhrowi (panjang,nilai,Tuhani,dst).
Tujuan hidup kita bukan saja untuk meraih jangka pendek(ad-dunya) atau juga bukan untuk meraih jangka panjang(al-aakhiroh). Ajaran ini tercermin dari perintah do'a setiap hari yang isinya adalah :"Ya Tuhan kami,berilah kami kehidupan dunia yang bagus dan berilah kami kehidupan akhirat yang bagus dan jagalah kami dari siksa neraka".
Jika hanya mengejar dunia (ad-dunya) atau tujuan jangka pendek, dia akan berakhir hari ini saja. Tetapi jika kita juga memikirkan akhirat (al-aakhiroh) atau jangka panjang, maka akan menjadi lebih sempurana, karena dunia dan akhirat adalah terkait dan tidak pernah terpisah.
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2081296-self-change/#ixzz1Kv85Jxel
Apakah dengan memiliki cita-cita, mimpi atau visi lantas hidup kita akan terjamin dan menjadi lebih baik???, jawabanyang paling jujur adalah tidak. Memang cita-cita tidak menjamin masa depan, tetapi dengan memiliki cita-cita atau mimpi batin kita akan semakin terdorong untuk terus dan bisa meraihnya. Dorongan itulah yang sangat mahal harganya, Karena dengan dorongan itulah hidup kita menjadi lebih memiliki arti.
Tuhan telah menetapkan semua yang telah terjadi pada diri manusia semenjak ia berada dalam alaman kandungan, Terkadang apa yang kita cita-citakan belum tentu baik akhirnya untuk diri kita, dan Tuhan lebih punya alasan mengapa akhirnya kita tidak berakhir pada apa yang kita cita-citakan, Karena disitulah letak kasih sayang Tuhan kepada kita, Dialah yang lebih mengerti tentang keadaan kita.
Agar tujuan jangka panjang dapat menghasilkan dorongna yang lebih kuat lagi, maka kitapun diajarkan untuk membuat jangka pendek. Sebagai mediator kita agar dapt tercapai tujuan tersebut dengan cara memiliki target, sasaran atau istilah yang lainnya...
Tidak ada cita-cita yang dapat tercapai dalam jangka waktu yang sangat singkat, semua butuh ikhtiar,perjuangan, do'a dan masih banyak lagi agar diri kita ini semakin termotivasi untuk bisa menggapai cita-cita, Memperjuangkan tujuan jangka pendek yang Nabi ajarkan antara lain adalah, Beliau menyuruh kita mengucapkan kata "pokoknya" berkali-kali dalam setiap hari, minimal lima kali. Ini bertujuan agar kita tetap ingat dengan tujuan awal kita.
Agama mengajarkan bahwa dalam setiap aktivitas positif yang kita lakukan, hendaknya harus ada tujuan yang saling terkait, yaitu yang duniawi (pendek,materi dst) dan yang Ukhrowi (panjang,nilai,Tuhani,dst).
Tujuan hidup kita bukan saja untuk meraih jangka pendek(ad-dunya) atau juga bukan untuk meraih jangka panjang(al-aakhiroh). Ajaran ini tercermin dari perintah do'a setiap hari yang isinya adalah :"Ya Tuhan kami,berilah kami kehidupan dunia yang bagus dan berilah kami kehidupan akhirat yang bagus dan jagalah kami dari siksa neraka".
Jika hanya mengejar dunia (ad-dunya) atau tujuan jangka pendek, dia akan berakhir hari ini saja. Tetapi jika kita juga memikirkan akhirat (al-aakhiroh) atau jangka panjang, maka akan menjadi lebih sempurana, karena dunia dan akhirat adalah terkait dan tidak pernah terpisah.
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2081296-self-change/#ixzz1Kv85Jxel
5 Usaha Agar Tetap Fokus Pada Kerjaan Kita
Anda sering merasa menunda kerjaan utama dengan kerjaan2 kecil? nah~ ada tips supaya kita tetap fokus pada kerjaan utama kita.
1. Otak kita itu terbatas, sehingga otak kita hanya dapat menampung jumlah informasi yang terbatas dalam jangka waktu yang terbatas. Sehingga efektifkan fungsi kerja otak kita. Jadi mending kita kerja sedikit tapi fokus setelah itu mengistirahatkan sejenak otak kita, daripada kita kerja banyak tapi ga fokus.
2. Memberi reward pada otak kita. Gapapa kok kita buka social network seperti facebook ato twitter… asal kerjaan kita uda selese. So, jadikan social network ato bersosialisasi dengan teman menjadi penyemangat kita agar kerjaan kita bisa selesai, sehingga kerjaan bisa sesuai target.
3. Temukan musik yang tepat, karena selera musik setiap orang itu berbeda. Ada yang untuk bisa memacu semangat kerja dengan musik yang keras, tapi ada juga yang tidak bisa bekerja. Ada yang dengan musik klasik bisa kerja. Maka dari itu~mungkin musik yang tepat bisa menjadi salah satu teman agar kita bisa melakukan kerjaan kita.. karena jika kita kerja dengan suasana yang monoton.. tidak ada musik, mungkin kita akan lebih cepat bosan dan tidak lagi fokus.
4. Jika semuanya gagal dan anda tetap tidak fokus lalu lari mengunjungi facebook lagi… ato reply e-mail… mungkin sebaiknya anda meng-hide diri anda sendiri. Dengan pasang status invisible ato busy. sehingga kita tidak akan bisa lagi berhubungan dengan ralasi-relasi anda karena mereka berpikir anda sibuk dan tidak mau diganggu. untuk handphone, biarkan saja di meja anda. sehingga kita akan bisa lebih fokus kerja
5. Dan yang terakhir… temukan yang menarik dari kerjaan anda agar anda tetap fokus. Anda harus ingat apa tujuan anda melakukan kerjaan ini. Mengingat hasil yang akan dicapai, atau bisa juga mengingat betapa seramnya boss kita kalo tidak bisa menyelesaikan kerjaan ini. haha
1. Otak kita itu terbatas, sehingga otak kita hanya dapat menampung jumlah informasi yang terbatas dalam jangka waktu yang terbatas. Sehingga efektifkan fungsi kerja otak kita. Jadi mending kita kerja sedikit tapi fokus setelah itu mengistirahatkan sejenak otak kita, daripada kita kerja banyak tapi ga fokus.
2. Memberi reward pada otak kita. Gapapa kok kita buka social network seperti facebook ato twitter… asal kerjaan kita uda selese. So, jadikan social network ato bersosialisasi dengan teman menjadi penyemangat kita agar kerjaan kita bisa selesai, sehingga kerjaan bisa sesuai target.
3. Temukan musik yang tepat, karena selera musik setiap orang itu berbeda. Ada yang untuk bisa memacu semangat kerja dengan musik yang keras, tapi ada juga yang tidak bisa bekerja. Ada yang dengan musik klasik bisa kerja. Maka dari itu~mungkin musik yang tepat bisa menjadi salah satu teman agar kita bisa melakukan kerjaan kita.. karena jika kita kerja dengan suasana yang monoton.. tidak ada musik, mungkin kita akan lebih cepat bosan dan tidak lagi fokus.
4. Jika semuanya gagal dan anda tetap tidak fokus lalu lari mengunjungi facebook lagi… ato reply e-mail… mungkin sebaiknya anda meng-hide diri anda sendiri. Dengan pasang status invisible ato busy. sehingga kita tidak akan bisa lagi berhubungan dengan ralasi-relasi anda karena mereka berpikir anda sibuk dan tidak mau diganggu. untuk handphone, biarkan saja di meja anda. sehingga kita akan bisa lebih fokus kerja
5. Dan yang terakhir… temukan yang menarik dari kerjaan anda agar anda tetap fokus. Anda harus ingat apa tujuan anda melakukan kerjaan ini. Mengingat hasil yang akan dicapai, atau bisa juga mengingat betapa seramnya boss kita kalo tidak bisa menyelesaikan kerjaan ini. haha
Manajemen Menurut Islam
Manajemen modern yang berasal dari Barat cenderung mengasingkan manusia dari manusia di sekitarnya. Manajemen modern juga menganggap tenaga kerja merupakan faktor produksi belaka sehingga menciptakan manusia-manusia yang semakin hari semakin terasing dari kodratnya sebagai manusia sosial. Manajemen modern menghasilkan manusia-manusia yang bekerja sampai larut malam tanpa ada lagi kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga atau melaksanakan kehidupan sosial dengan masyarakat di sekitarnya.
Melihat perkembangan tersebut, para pakar manajemen mencoba menggali dan mencari referensi-referensi konsep dan ide manajemen berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sumber-sumber Islam. Menurut Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia, Prof KH Ali Yafie, dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama.
Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal. Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemen.
Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan adil adalah pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak merugikan pimpinan maupun perusahaan yang ditempati. Bentuk penganiayaan yang dimaksudkan adalah mengurangi atau tidak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Seyogyanya kesepakatan kerja dibuat untuk kepentingan bersama antara pimpinan dan bawahan. Jika seorang manajer mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya. Dan ini sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Mohammad Hidayat, seorang konsultan bisnis syariah, menekankan pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan dalam manajemen Islam. Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sangat terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, adalah menempatkan manusia bukan sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target produksi.
Nabi Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantain) kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat. Salah satu kebiasaan Nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi yang ditunjukkan stafnya.
Menurut Hidayat, manajemen Islam pun tidak mengenal perbedaan perlakuan (diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.
Hidayat mengungkapkan, ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Pilar pertama, tauhid artinya memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya.
Pilar kedua, adil artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setuju.
Pilar ketiga, adalah kehendak bebas artinya manajemen Islam mempersilahkan umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal.
Dan keempat adalah pertanggungjawaban artinya Semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.
Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain atau pun antara pimpinan dengan bawahan.
HJM Anowar, konsultan manajemen internasional, melihat ciri manajemen Islami adalah amanah. ''Jabatan merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah,'' katanya.
Seorang manajer, lanjutnya, harus memberikan hak-hak orang lain, baik mitra bisnisnya ataupun karyawannya. ''Pimpinan harus memberikan hak untuk beristirahat dan hak untuk berkumpul dengan keluarganya kepada bawahannya. Ini merupakan nilai-nilai yang diajarkan manajemen Islam,'' katanya.
Ciri lain manajemen Islami yang membedakannya dari manajemen ala Barat adalah seorang pimpinan dalam manajemen Islami harus bersikap lemah lembut terhadap bawahan. Contoh kecil seorang manajer yang menerapkan kelembutan dalam hubungan kerja adalah selalu memberikan senyum ketika berpapasan dengan karyawan karena senyum salah satu bentuk ibadah dalam Islam dan mengucapkan terima kasih ketika pekerjaannya sudah selesai. Namun kelembutan tersebut tidak lantas menghilangkan ketegasan dan disiplin. Jika karyawan tersebut melakukan kesalahan, tegakkan aturan. Penegakkan aturan harus konsisten dan tidak pilih kasih.
Untuk aspek keadilannya, Anowar menekankan pentingnya reward control dalam suatu hubungan kerja. ''Islam mengajarkan kita harus bersyukur kepada manusia sebelum bersyukur kepada Allah,'' ujarnya. Artinya, seorang karyawan yang berprestasi tinggi mendapat penghargaan khusus. Bentuk penghargaan bukan hanya berupa materi, tapi juga berupa perhatian. Berapa diantara manajer yang ada di Indonesia yang mengetahui tanggal lahir karyawannya terdekatnya?
Selain itu, setiap pekerjaan harus dilandasi dengan niat yang baik. Karena, niat baik akan menuntun kita melakukan pekerjaan dengan baik untuk hasil yang baik pula. ''Islam mengajarkan sesuatu harus diawali dengan niat baik,'' tegasnya.
Menjadi Manajer yang Ri’ayah dalam Islam
Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia, Prof KH Ali Yafie memberikan beberapa saran bila seseorang ingin menjadi manajer yang berjiwa pemimpin (ri’ayah) diantaranya:
1 Berikan perhatian atau kepedulian kepada bawahan
2. Buat perencanaan kerja yang baik
3. Bersungguh-sungguh dan teliti dalam melaksanakan rencana kerja
4. Lakukan pengawasan secara terus-menerus
5. Lakukan evaluasi hasil secara berkala
6. Tegakkan disiplin dalam waktu kerja
7. Memikul tanggung jawab terhadap hasil akhir
Melihat perkembangan tersebut, para pakar manajemen mencoba menggali dan mencari referensi-referensi konsep dan ide manajemen berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sumber-sumber Islam. Menurut Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia, Prof KH Ali Yafie, dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama.
Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal. Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemen.
Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan adil adalah pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak merugikan pimpinan maupun perusahaan yang ditempati. Bentuk penganiayaan yang dimaksudkan adalah mengurangi atau tidak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Seyogyanya kesepakatan kerja dibuat untuk kepentingan bersama antara pimpinan dan bawahan. Jika seorang manajer mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya. Dan ini sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Mohammad Hidayat, seorang konsultan bisnis syariah, menekankan pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan dalam manajemen Islam. Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sangat terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, adalah menempatkan manusia bukan sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target produksi.
Nabi Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantain) kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat. Salah satu kebiasaan Nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi yang ditunjukkan stafnya.
Menurut Hidayat, manajemen Islam pun tidak mengenal perbedaan perlakuan (diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.
Hidayat mengungkapkan, ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Pilar pertama, tauhid artinya memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya.
Pilar kedua, adil artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setuju.
Pilar ketiga, adalah kehendak bebas artinya manajemen Islam mempersilahkan umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal.
Dan keempat adalah pertanggungjawaban artinya Semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.
Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain atau pun antara pimpinan dengan bawahan.
HJM Anowar, konsultan manajemen internasional, melihat ciri manajemen Islami adalah amanah. ''Jabatan merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah,'' katanya.
Seorang manajer, lanjutnya, harus memberikan hak-hak orang lain, baik mitra bisnisnya ataupun karyawannya. ''Pimpinan harus memberikan hak untuk beristirahat dan hak untuk berkumpul dengan keluarganya kepada bawahannya. Ini merupakan nilai-nilai yang diajarkan manajemen Islam,'' katanya.
Ciri lain manajemen Islami yang membedakannya dari manajemen ala Barat adalah seorang pimpinan dalam manajemen Islami harus bersikap lemah lembut terhadap bawahan. Contoh kecil seorang manajer yang menerapkan kelembutan dalam hubungan kerja adalah selalu memberikan senyum ketika berpapasan dengan karyawan karena senyum salah satu bentuk ibadah dalam Islam dan mengucapkan terima kasih ketika pekerjaannya sudah selesai. Namun kelembutan tersebut tidak lantas menghilangkan ketegasan dan disiplin. Jika karyawan tersebut melakukan kesalahan, tegakkan aturan. Penegakkan aturan harus konsisten dan tidak pilih kasih.
Untuk aspek keadilannya, Anowar menekankan pentingnya reward control dalam suatu hubungan kerja. ''Islam mengajarkan kita harus bersyukur kepada manusia sebelum bersyukur kepada Allah,'' ujarnya. Artinya, seorang karyawan yang berprestasi tinggi mendapat penghargaan khusus. Bentuk penghargaan bukan hanya berupa materi, tapi juga berupa perhatian. Berapa diantara manajer yang ada di Indonesia yang mengetahui tanggal lahir karyawannya terdekatnya?
Selain itu, setiap pekerjaan harus dilandasi dengan niat yang baik. Karena, niat baik akan menuntun kita melakukan pekerjaan dengan baik untuk hasil yang baik pula. ''Islam mengajarkan sesuatu harus diawali dengan niat baik,'' tegasnya.
Menjadi Manajer yang Ri’ayah dalam Islam
Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia, Prof KH Ali Yafie memberikan beberapa saran bila seseorang ingin menjadi manajer yang berjiwa pemimpin (ri’ayah) diantaranya:
1 Berikan perhatian atau kepedulian kepada bawahan
2. Buat perencanaan kerja yang baik
3. Bersungguh-sungguh dan teliti dalam melaksanakan rencana kerja
4. Lakukan pengawasan secara terus-menerus
5. Lakukan evaluasi hasil secara berkala
6. Tegakkan disiplin dalam waktu kerja
7. Memikul tanggung jawab terhadap hasil akhir
Rabu, 27 April 2011
Manajemen Waktu dalam Islam
MANAJEMEN WAKTU DALAM ISLAM
Dalam ajaran Islam, disampaikan bahwa ciri-ciri seorang Muslim yang
diharapkan adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang Muslim tidak patut
menunggu dimotivasi oleh orang lain untuk mengelola waktunya, sebab sudah
merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Ajaran Islam menganggap pemahaman
terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan
bukti ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam surah Al-Furqan/25 ayat 62 yang
berbunyi Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi
orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.
Syiar Islam menempatkan ibadah ritual pada bagian-bagian waktu dalam sehari
dari siang hingga malam dan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Sholat
lima waktu diwajibkan dari memulai hingga mengakhiri aktivitas dalam sehari,
dan waktu-waktunya selaras dengan perjalanan hari. Dalam syariat Islam
dinyatakan, bahwa malaikat Jibril diutus oleh Allah untuk menetapkan
waktu-waktu awal dan akhir pelaksanaan sholat lima waktu, agar menjadi panduan
dan sistem yang baku dan cermat dalam menata kehidupan islami. Di samping itu,
juga berfungsi untuk mengukur detik-detik sejak terbitnya fajar hingga
terbenamnya matahari.
Menurut Yusuf Qardhawi, mengapa begitu pentingnya umat Islam mempelajari
manajemen waktu, adalah karena hal-hal sebagai berikut::
Ajaran Islam begitu besar perhatiannya terhadap waktu, baik yang diamanatkan
dalam Al Quran maupun As Sunnah;
Dalam sejarah orang-orang Muslim generasi pertama, terungkap, bahwa mereka
sangat memperhatikan waktu dibandingkan generasi berikutnya, sehingga mereka
mampu menghasilkan sejumlah ilmu yang bermanfaat dan sebuah peradaban yang
mengakar kokoh dengan panji yang menjulang tinggi;
Kondisi real, kaum Muslimin, belakangan ini justru berbalikan dengan
generasi pertama dahulu, yakni cenderung lebih senang membuang-buang waktu,
sehingga kita tidak mampu berbuat banyak dalam menyejahterakan dunia
sebagaimana mestinya, dan tidak pula berbuat untuk akhirat sebagaimana
harusnya, dan yang terjadi adalah sebaliknya, kita meracuni kehidupan dunia dan
akhirat sehingga tidak memperoleh kebaikan dari keduanya.
Jika kita sadar bahwa pentingya manajemen waktu, maka tentu kita akan berbuat
untuk dunia ini seolah-olah akan hidup abadi, dan berbuat untuk akhirat
seolah-olah akan mati esok hari, dan tentunya doa ini akan menjadi semboyan
dalam hidup kita:
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
perliharalah kami dari siksa neraka. (QS Al-Baqarah/2:201)
Di samping itu perlu kita sadari, bahwa Allah SWT telah bersumpah dengan
menggunakan waktu untuk menegaskan pentingnya waktu dan keagungan nilainya,
seperti yang tersurat dan tersirat dalam Al Quran Surah Al-Lail/92:1-2,
Al-Fajr/89:1-2, Adh-Dhuha/93:1-2, dan Al-Ashr/103:1-2.
Oleh karena itu, harus kita sadari betapa pentingnya mempelajari manajemen
waktu bagi seorang Muslim. Namun sebelum kita mempelajari manajemen waktu, maka
perlu kita sadari terlebih dahulu beberapa tabiat waktu agar kita benar-benar
dapat memahami esensi dari waktu tersebut, yakni: Cepat berlalu; Tidak Mungkin
kembali; Harta termahal. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa waktu adalah
modal yang paling unik yang tidak mungkin dapat diganti dan tidak mungkin dapat
disimpan tanpa digunakan, serta tidak mungkin mendapatkan waktu yang dibutuhkan
meskipun dengan mengeluarkan biaya.
Mengelola waktu berarti menata diri dan merupakan salah satu tanda keunggulan
dan kesuksesan. Oleh karena itu, bimbingan untuk mendalami masalah ini adalah
hal yang sangat penting dalam kehidupan kita semua, apapun jabatan dan profesi
kita serta tidak memandang tinggi rendahnya kedudukan seseorang.
Dengan demikian, marilah kita mulai mempelajari manajemen waktu, karena
memang ajaran Islam menghendaki demikian, sehingga dengan mempunyai bekal
pengetahuan tentang waktu, kita dapat terampil mengelolanya. Dengan keinginan
yang kuat, maka kita akan dapat menjadikan sebuah kebiasaan dalam pemanfaatan
waktu. Namun, sebelum kita mempelajari manajemen waktu lebih lanjut, maka kita
harus menyadari urgensi dan nilai waktu dengan tulus. Apabila tanpa mengakui
secara tulus kebutuhan untuk mengorganisir dan mengelola waktu, maka sama saja
dengan menyia-nyiakan waktu. Sebab, apalah manfaat rambu-rambu jalan bagi orang
yang tidak memiliki keinginan untuk melintasi jalan tersebut.
Perlu kita fahami bahwa, apabila seorang Muslim mampu mengelola waktu dengan
baik, maka akan memperoleh optimalisasi dalam kehidupannya. Namun, apabila
tidak mampu, maka seseorang tidak akan mampu mengelola sesuatu apapun karena
waktu merupakan modal dasar bagi kehidupan seorang Muslim yang bertaqwa,
sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu
dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Yunus: 6)
Penulis: MERZA GAMAL (Pengkaji Sosial Ekonomi Islami)
Dalam ajaran Islam, disampaikan bahwa ciri-ciri seorang Muslim yang
diharapkan adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang Muslim tidak patut
menunggu dimotivasi oleh orang lain untuk mengelola waktunya, sebab sudah
merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Ajaran Islam menganggap pemahaman
terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan
bukti ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam surah Al-Furqan/25 ayat 62 yang
berbunyi Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi
orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.
Syiar Islam menempatkan ibadah ritual pada bagian-bagian waktu dalam sehari
dari siang hingga malam dan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Sholat
lima waktu diwajibkan dari memulai hingga mengakhiri aktivitas dalam sehari,
dan waktu-waktunya selaras dengan perjalanan hari. Dalam syariat Islam
dinyatakan, bahwa malaikat Jibril diutus oleh Allah untuk menetapkan
waktu-waktu awal dan akhir pelaksanaan sholat lima waktu, agar menjadi panduan
dan sistem yang baku dan cermat dalam menata kehidupan islami. Di samping itu,
juga berfungsi untuk mengukur detik-detik sejak terbitnya fajar hingga
terbenamnya matahari.
Menurut Yusuf Qardhawi, mengapa begitu pentingnya umat Islam mempelajari
manajemen waktu, adalah karena hal-hal sebagai berikut::
Ajaran Islam begitu besar perhatiannya terhadap waktu, baik yang diamanatkan
dalam Al Quran maupun As Sunnah;
Dalam sejarah orang-orang Muslim generasi pertama, terungkap, bahwa mereka
sangat memperhatikan waktu dibandingkan generasi berikutnya, sehingga mereka
mampu menghasilkan sejumlah ilmu yang bermanfaat dan sebuah peradaban yang
mengakar kokoh dengan panji yang menjulang tinggi;
Kondisi real, kaum Muslimin, belakangan ini justru berbalikan dengan
generasi pertama dahulu, yakni cenderung lebih senang membuang-buang waktu,
sehingga kita tidak mampu berbuat banyak dalam menyejahterakan dunia
sebagaimana mestinya, dan tidak pula berbuat untuk akhirat sebagaimana
harusnya, dan yang terjadi adalah sebaliknya, kita meracuni kehidupan dunia dan
akhirat sehingga tidak memperoleh kebaikan dari keduanya.
Jika kita sadar bahwa pentingya manajemen waktu, maka tentu kita akan berbuat
untuk dunia ini seolah-olah akan hidup abadi, dan berbuat untuk akhirat
seolah-olah akan mati esok hari, dan tentunya doa ini akan menjadi semboyan
dalam hidup kita:
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
perliharalah kami dari siksa neraka. (QS Al-Baqarah/2:201)
Di samping itu perlu kita sadari, bahwa Allah SWT telah bersumpah dengan
menggunakan waktu untuk menegaskan pentingnya waktu dan keagungan nilainya,
seperti yang tersurat dan tersirat dalam Al Quran Surah Al-Lail/92:1-2,
Al-Fajr/89:1-2, Adh-Dhuha/93:1-2, dan Al-Ashr/103:1-2.
Oleh karena itu, harus kita sadari betapa pentingnya mempelajari manajemen
waktu bagi seorang Muslim. Namun sebelum kita mempelajari manajemen waktu, maka
perlu kita sadari terlebih dahulu beberapa tabiat waktu agar kita benar-benar
dapat memahami esensi dari waktu tersebut, yakni: Cepat berlalu; Tidak Mungkin
kembali; Harta termahal. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa waktu adalah
modal yang paling unik yang tidak mungkin dapat diganti dan tidak mungkin dapat
disimpan tanpa digunakan, serta tidak mungkin mendapatkan waktu yang dibutuhkan
meskipun dengan mengeluarkan biaya.
Mengelola waktu berarti menata diri dan merupakan salah satu tanda keunggulan
dan kesuksesan. Oleh karena itu, bimbingan untuk mendalami masalah ini adalah
hal yang sangat penting dalam kehidupan kita semua, apapun jabatan dan profesi
kita serta tidak memandang tinggi rendahnya kedudukan seseorang.
Dengan demikian, marilah kita mulai mempelajari manajemen waktu, karena
memang ajaran Islam menghendaki demikian, sehingga dengan mempunyai bekal
pengetahuan tentang waktu, kita dapat terampil mengelolanya. Dengan keinginan
yang kuat, maka kita akan dapat menjadikan sebuah kebiasaan dalam pemanfaatan
waktu. Namun, sebelum kita mempelajari manajemen waktu lebih lanjut, maka kita
harus menyadari urgensi dan nilai waktu dengan tulus. Apabila tanpa mengakui
secara tulus kebutuhan untuk mengorganisir dan mengelola waktu, maka sama saja
dengan menyia-nyiakan waktu. Sebab, apalah manfaat rambu-rambu jalan bagi orang
yang tidak memiliki keinginan untuk melintasi jalan tersebut.
Perlu kita fahami bahwa, apabila seorang Muslim mampu mengelola waktu dengan
baik, maka akan memperoleh optimalisasi dalam kehidupannya. Namun, apabila
tidak mampu, maka seseorang tidak akan mampu mengelola sesuatu apapun karena
waktu merupakan modal dasar bagi kehidupan seorang Muslim yang bertaqwa,
sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu
dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Yunus: 6)
Penulis: MERZA GAMAL (Pengkaji Sosial Ekonomi Islami)
Lima Penawar Hati
Di dalam kitab at-Tibyan fi adabi hamlatil Quran, susunan Imam an-Nawawi, beliau ada menukilkan kata-kata seorang ahli ma’rifat bernama Ibrahim Khawwash. Katanya penawar hati itu ada 5 :
1) Membaca al-Quran dengan meneliti maksudnya
2) Mengosongkan perut
3) Bangun bersolat malam
4) Bertadharruk (memohon doa) kepada Allah pada waktu sahur
5) Duduk di majlis orang-orang soleh.
Pertama : Ramai juga orang yang baca al-Quran. Tapi biasanya membaca tanpa memerhati maksud ayat yang dibaca. Sebab itulah bagi saya ramai di kalangan umat Islam yang melanggar hukum agama, iaitu kerana tidak memahami apa yang dibaca.
Kedua : Dari sudut kesihatan fizikal, pakar kesihatan bahkan Nabi SAW sendiri mengatakan bahawa perut adalah punca penyakit. Mengosongkan perut dengan erti kata berpuasa atau bersederhana ketika makan.
Saya pernah melihat kawan-kawan ketika kenduri begitu tamak mengambil makanan sampai penuh pinggan, kemudian akhirnya tidak dapat menghabiskan makanannya. Pertamanya ia tamak, keduanya dia membazir. Kedua-duanya perangai syaitan.
Ketiga : Ramai orang boleh bangun malam. Bangun sebab mau kencing, atau kerana anak menangis, atau kerana mau tonton Euro, atau kerana waktu penerbangan, atau juga kerana hendak makan sahur. Tetapi bangun untuk bersolat malam walau 2 rakaat, memang sangat berat.
Keempat : Ramai juga beranggapan, waktu sahur hanyalah untuk makan sebelum berpuasa dalam bulan Ramadhan. Sebenarnya, antara waktu mustajab doa ialah ketika waktu sahur.
Kelima : Duduk menghadiri majlis-majlis ilmu, berada bersama-sama orang baik tentu menenangkan jiwa. Ia jauh lebih mulia berbanding berada di disko, kedai kopi atau di padang bola.
Anda mau menjadikan hati tenang dari resah gelisah, 5 perkara ini adalah penawarnya.
Firman Allah : “…ingatlah, dengan mengingati Allah, hati menjadi tenang”.
1) Membaca al-Quran dengan meneliti maksudnya
2) Mengosongkan perut
3) Bangun bersolat malam
4) Bertadharruk (memohon doa) kepada Allah pada waktu sahur
5) Duduk di majlis orang-orang soleh.
Pertama : Ramai juga orang yang baca al-Quran. Tapi biasanya membaca tanpa memerhati maksud ayat yang dibaca. Sebab itulah bagi saya ramai di kalangan umat Islam yang melanggar hukum agama, iaitu kerana tidak memahami apa yang dibaca.
Kedua : Dari sudut kesihatan fizikal, pakar kesihatan bahkan Nabi SAW sendiri mengatakan bahawa perut adalah punca penyakit. Mengosongkan perut dengan erti kata berpuasa atau bersederhana ketika makan.
Saya pernah melihat kawan-kawan ketika kenduri begitu tamak mengambil makanan sampai penuh pinggan, kemudian akhirnya tidak dapat menghabiskan makanannya. Pertamanya ia tamak, keduanya dia membazir. Kedua-duanya perangai syaitan.
Ketiga : Ramai orang boleh bangun malam. Bangun sebab mau kencing, atau kerana anak menangis, atau kerana mau tonton Euro, atau kerana waktu penerbangan, atau juga kerana hendak makan sahur. Tetapi bangun untuk bersolat malam walau 2 rakaat, memang sangat berat.
Keempat : Ramai juga beranggapan, waktu sahur hanyalah untuk makan sebelum berpuasa dalam bulan Ramadhan. Sebenarnya, antara waktu mustajab doa ialah ketika waktu sahur.
Kelima : Duduk menghadiri majlis-majlis ilmu, berada bersama-sama orang baik tentu menenangkan jiwa. Ia jauh lebih mulia berbanding berada di disko, kedai kopi atau di padang bola.
Anda mau menjadikan hati tenang dari resah gelisah, 5 perkara ini adalah penawarnya.
Firman Allah : “…ingatlah, dengan mengingati Allah, hati menjadi tenang”.
manajemen sakit hati
semoga dengan izin Allah SWT, salah satu tips yang saya sajikan ini dapat berguna bagi anda yang membutuhkan..
amiin...
Hampir setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya. Baik dalam keluarga, berteman, maupun bermasyarakat. Sebagaimana sifat sedih dan gembira, rasa yang satu ini adalah suatu kewajaran dalam hidup manusia. Apalagi, mengingat manusia adalah mahluk sosial, yang dalam setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan.
Sebab-sebab datangnya perasaan ini pun bermacam-macam. Dari masalah sepele hingga masalah besar, dapat menjadi pemicunya. Misalnya berawal dari perbedaan pendapat, adanya konflik atau ketidakcocokan, hingga iri dan dengki. Bila perasaan ini dibiarkan terlalu lama bercokol dalam hati, maka tidak sehatlah hati itu. Pemiliknya pun akan stress dan jauh dari keceriaan. Lebih jauh lagi, hal itu bisa menjauhkan manusia dari Rabb-Nya. Na’udzubillaahi mindzaalik.
Bagaimana memenej rasa sakit hati, agar tidak membuahkan dosa dan azab-Nya bagi kita sendiri? Allah dan Rasul-Nya telah mengajarkan kiat-kiat tersendiri yang dapat menjadi penawar, bila diamalkan. Apa sajakah itu?
Muhasabah (Koreksi Diri)
Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri. Bisa jadi kita merasa tersakiti oleh saudara kita, padahal ia tak bermaksud menyakiti. Cobalah bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita sampai bersikap demikian. Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan.
Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki dan ambisi
Iri, dengki dan ambisi adalah beberapa celah yang menjadi pintu bagi syetan untuk memasuki hati manusia. Ambisi yang berlebihan, dapat membuat seseorang buta dan tuli. Bila tidak dilandasi iman, seorang yang ambisius cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan ambisinya.
Demikian sifat iri dan dengki. Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat materi, kehormatan dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini. Manusia juga tak akan pernah bisa bersyukur, karena selalu merasa kurang. Ia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan atas dirinya. Maka hapuslah terlebih dahulu sikap cinta dunia, sehingga dengki pun sirna.
Rasulullah bersabda, “Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Yaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian memenangkannya atas kerakusannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Menjauhkan diri dari sifat amarah dan keras hati
Bila marah telah timbul dalam hati manusia, maka kadang manusia bertindak tanpa pertimbangan akal. Jika akal sudah melemah, tinggallah hawa nafsu. Dan syetan pun semakin leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahwa Iblis pernah berkata, “Jika manusia keras hati, maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”
Menumbuhkan sifat pemaaf
“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” Demikian firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf: 199.
Allah sang Khaliq saja Maha Pemaaf terhadap hamban-Nya. Tak peduli sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepantasnya berlaku sombong, dengan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, sebelum ia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih terasa lapang.
Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan pergaulilah manusia dengan ahlak yang baik.” (HR. Hakim dan At-Tirmidzi)
Husnudhdhan (berprasangka baik)
Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan jangalah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12)
Adakalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap seorang muslim lainnya sehingga ia melecehkan saudaranya. Ia mengatakan yang macam-macam tentang saudaranya, dan menilai dirinya lebih baik. Tentu, itu adalah hal yang tidak dibenarkan. Akan tetapi, hendaknya setiap muslim harus mawas diri terhadap titik-titik rawan yang sering memancing tuduhan, agar orang lain tidak berburuk sangka kepadanya.
Menumbuhkan Sikap Ikhlas
Ikhlas adalah kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk dilakukan. Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah. Ia tidak memiliki pamrih yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka ia bersyukur. Bila Allah mengujinya dengan kesusahannya pun ia bersabar. Ia selalu percaya bahwa Allah akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi hambanya.
Orang yang ikhlas akan lebih mudah memenej kalbunya untuk selalu menyerahkan segalanya hanya kepada Allah. Hanya kepada-Nyalah ia mengantungkan harapan.
Nah pembaca, bila anda sedang dilanda sakit hati, cobalah amalkan kiat diatas. Insya Allah, beban hati akan berkurang. Dada anda pun terasa lapang. Insya Allah.
amiin...
Hampir setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya. Baik dalam keluarga, berteman, maupun bermasyarakat. Sebagaimana sifat sedih dan gembira, rasa yang satu ini adalah suatu kewajaran dalam hidup manusia. Apalagi, mengingat manusia adalah mahluk sosial, yang dalam setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan.
Sebab-sebab datangnya perasaan ini pun bermacam-macam. Dari masalah sepele hingga masalah besar, dapat menjadi pemicunya. Misalnya berawal dari perbedaan pendapat, adanya konflik atau ketidakcocokan, hingga iri dan dengki. Bila perasaan ini dibiarkan terlalu lama bercokol dalam hati, maka tidak sehatlah hati itu. Pemiliknya pun akan stress dan jauh dari keceriaan. Lebih jauh lagi, hal itu bisa menjauhkan manusia dari Rabb-Nya. Na’udzubillaahi mindzaalik.
Bagaimana memenej rasa sakit hati, agar tidak membuahkan dosa dan azab-Nya bagi kita sendiri? Allah dan Rasul-Nya telah mengajarkan kiat-kiat tersendiri yang dapat menjadi penawar, bila diamalkan. Apa sajakah itu?
Muhasabah (Koreksi Diri)
Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri. Bisa jadi kita merasa tersakiti oleh saudara kita, padahal ia tak bermaksud menyakiti. Cobalah bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita sampai bersikap demikian. Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan.
Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki dan ambisi
Iri, dengki dan ambisi adalah beberapa celah yang menjadi pintu bagi syetan untuk memasuki hati manusia. Ambisi yang berlebihan, dapat membuat seseorang buta dan tuli. Bila tidak dilandasi iman, seorang yang ambisius cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan ambisinya.
Demikian sifat iri dan dengki. Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat materi, kehormatan dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini. Manusia juga tak akan pernah bisa bersyukur, karena selalu merasa kurang. Ia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan atas dirinya. Maka hapuslah terlebih dahulu sikap cinta dunia, sehingga dengki pun sirna.
Rasulullah bersabda, “Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Yaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian memenangkannya atas kerakusannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Menjauhkan diri dari sifat amarah dan keras hati
Bila marah telah timbul dalam hati manusia, maka kadang manusia bertindak tanpa pertimbangan akal. Jika akal sudah melemah, tinggallah hawa nafsu. Dan syetan pun semakin leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahwa Iblis pernah berkata, “Jika manusia keras hati, maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”
Menumbuhkan sifat pemaaf
“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” Demikian firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf: 199.
Allah sang Khaliq saja Maha Pemaaf terhadap hamban-Nya. Tak peduli sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepantasnya berlaku sombong, dengan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, sebelum ia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih terasa lapang.
Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan pergaulilah manusia dengan ahlak yang baik.” (HR. Hakim dan At-Tirmidzi)
Husnudhdhan (berprasangka baik)
Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan jangalah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12)
Adakalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap seorang muslim lainnya sehingga ia melecehkan saudaranya. Ia mengatakan yang macam-macam tentang saudaranya, dan menilai dirinya lebih baik. Tentu, itu adalah hal yang tidak dibenarkan. Akan tetapi, hendaknya setiap muslim harus mawas diri terhadap titik-titik rawan yang sering memancing tuduhan, agar orang lain tidak berburuk sangka kepadanya.
Menumbuhkan Sikap Ikhlas
Ikhlas adalah kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk dilakukan. Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah. Ia tidak memiliki pamrih yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka ia bersyukur. Bila Allah mengujinya dengan kesusahannya pun ia bersabar. Ia selalu percaya bahwa Allah akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi hambanya.
Orang yang ikhlas akan lebih mudah memenej kalbunya untuk selalu menyerahkan segalanya hanya kepada Allah. Hanya kepada-Nyalah ia mengantungkan harapan.
Nah pembaca, bila anda sedang dilanda sakit hati, cobalah amalkan kiat diatas. Insya Allah, beban hati akan berkurang. Dada anda pun terasa lapang. Insya Allah.
Minggu, 24 April 2011
Tips Untuk tata cara Presentasi
Meningkatkan ketrampilan presentasi sering diabaikan oleh banyak orang. Ada anggapan bahwa melakukan presentasi itu mudah, karena dianggap presentasi sama saja dengan berbicara di depan orang lain dan hal tersebut sudah biasa dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Anggapan ini bisa tiba-tiba berubah pada saat seseorang harus menjalankannya. Pada saat diminta/ditugasi untuk melakukan presentasi barulah sadar bahwa ternyata melakukan presentasi tidaklah semudah seperti yang dipikirkan.
Melalui tulisan ini diharapkan dapat membantu anda melakukan/menyampaikan presentasi yang berhasil.
Mengapa Presentasi?
Ketramplan presentasi adalah salah satu teknik yang dikembangkan oleh ilmu komunikasi. Salah satu tujuan presentasi yang perlu selalu diupayakan adalah untuk mengejar tingkat komunikasi yang lebih baik/efektif.
Ada banyak tujuan presentasi diantaranya adalah untuk mempertunjukkan layanan/produk, untuk menghibur, untuk membentuk citra atau strategi, untuk mengusulkan ide, dll (Panton, et al,1996;67-68).
Tentu saja untuk mencapai maksud tersebut ada banyak tahap yang harus dijalani.
Pemilihan Gaya Presentasi
Sebelum masuk kepada persiapan atau perencanaan presentasi, hal yang harus kita tentukan adalah gaya presentasi.
Ada 4 gaya presentasi yaitu:
1. Impromptu speaking , Berbicara/presentasi tanpa persiapan karena tujuannya adalah berbicara spontan dan informal
2. Extemporaneous speaking , Hampir sama dengan impromptu karena tujuannya informal tetapi dengan persiapan mungkin melalui catatan kecil atau sekedar mengingatnya luar kepala
3. Manuscript speaking , Presentasi gaya ini berarti kita melakukan langkah – langkah persiapan dengan lebih detail
4. Memorized Speaking , Presentasi tanpa catatan tetapi semua topik bahasan dihapal luar kepala
Tentu saja masing-masing gaya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Hal-hal yang akan disampaikan kali ini merupakan dasar-dasar presentasi yang dengan modifikasi tertentu dapat digunakan bagi semuanya
Persiapan/Perencanaan PRESENTASI
Perencanaan yang baik akan menghasilkan presentasi yang baik pula. Hal-hal yang perly dipersiapkan/direncanakan adalah :
1. Tentukan tujuan,topik dan masalah yang akan diangkat
Apakah tujuan presentasi yang ingin dilakukan adalah memberi informasi, meyajinkan audiens atau ingin memobilisir audiens.Tujuan tersebut berkaitan erat dengan pengangkatan topik/tema
2. Kenali audiens
Untuk siapa kita berbicara, bagaimana mereka dan dimana serta kapan kita akan berbicara
3. Persiapkan kebutuhan pendukung presentasi
Apakah kita perlu membuat hand out? Menggunakan media apa?Bagaiamana susunan kelas/ruang
4. Tentukan Alokasi Waktu
Pada presentasi terbagi dalam 3 elemen yaitu Pendahuluan/Pengantar, Isi presentasi dan Kesimpulan.Tidak ada ketentuan yang pasti untuk alokasi waktu bagi ke tiga elemen tersebut tetapi biasanya alokasi waktu dibagi menjadi
Pengantar, tujuan dan alasan diadakannya presentasi – 10% dari alokasi waktu keseluruhan
Pengantar kepada tema/pokok bahasan utama – 20%
Pengembangan tema/bahasan utam – 40%
Pengintegrasian tema/memadukan tema pokok bahasan utama-20%
Ringkasan dan Kesimpulan – 10%
Pengantar /Pendahuluan
Penting untuk diketahui bahwa 1-2 menit pertama adalah saat yang paling crucial dalam sebuah presentasi karena impresi pertama ini menentukan apakah presentasi anda “perlu disimak”atau tidak.
Tips untuk menyampaikan sebuah pendahuluan yang efektif adalah
* Sampaikan pendahuluan dengan singkat dan jelas
* Bawa audiens kepada pengetahuan tentang topik yanga kan dibicarakan
* Ciptakan antusiasme audiens
* Bangkitkan minat audiens pada topik yang akan disampaikan
* Ciptakan kontak/komunikasi dengan audiens
* Paparkan susunan topik/bahan yang akan dibicarakan
* Jika menggunakan alat bantu,terangkan apa tujuan penggunaan alat tersebut.
* Persiapkan audiens untuk masuk kedalam isi/inti dari presentasi. Sebagai jembatan untuk masuk kedalam isi/inti presentasi dapat digunakan humor, data statistik, cuplikan dari kata-kata orang terkenal, dll
Isi Presentasi
Bagian ini memuat informasi terbanyak tentang topik/tema yang akan kita sampaikan oleh karena itu persiapan tentang data pendukung sangat penting. Diharapkan melalui bagian ini, audiens dapat memahami dengan jelas semua hal yang ingin anda sampaikan.
Kesimpulan
Kesimpulan tidak kalah pentingnya dengan kedua bagian terdahulu. Semenarik apapun pendahuluan dan isi presentasi anda, melalui kesimpulan yang tidak fokus dan tidak jelas, ini akan menurunkan impresi audiens terhadap semua yang telah anda sampaikan.
Tips dalam membuat kesimpulan/penutup
* Siapkan audiens untuk sampai pada bagian ini.Lakukan melalui perubahan suara atau nada bicara.
* Ulangi point – point penting dari seluruh bahasan.
* Jika tujuan adalah mempersuasi, ajak audiens untuk melakukan sesuatu atau minimal mengajukan pendapat.
* Sediakan sessi tanya jawab secukupnya.
* Satukan poin-poin yang ada, yang mungkin muncul juga dari audiens.
* Satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah … ucapan terimakasih atas perhatian audiens.
Penyusunan Outline
Komponen yang perlu muncul dalam outline sebuah presentasi adalah Pendahuluan, Isi,Kesimpulan dan jika diperlukan dapat pula muncul sebuah komponen lain yaitu Transisi (sebagai pengantar untuk masuk kepada segmen yang lain/sessi berikutnya)
Jika anda menggunakan alat presentasi misalnya OHP atau LCD projector , berikut ini ada tips yang mungkin dapat dipertimbangkan:
* Gunakan sedikit lata untuk mengkomunikasikan ide anda
* Informasi seyogyanya tidak lebih dari 6 baris dan tidak lebih dari 6 kata per baris.
* Gunakan penutup atau pointers untuk menekankan ide.
* Gunakan gambar, bentuk, grafik, warna tetapi tidak lebih dari 3 warna
* Jika anda menulis transparan OHP, gunakan kertas/mal sehingga tulisan menjadi rapi.
* Pilihan huruf gunakan tinggi huruf minimal 6 mm
* Jika menggunakan lebih dari satu transparansi, jangan menaruh transparansi terlalu lama karena ingin akan melelahkan mata
* Perhatikan tampilan transparan anda, jika transparan tersebut masih ingin digunakan lagi, simpan dengan diselingi kertas ditempat yang cukup bersih
MELAKUKAN PRESENTASI
1. Sebelum Presentasi
General rehearsal akan membawa hasil yaitu dengan mencoba kembali rangkaian presentasi anda. Anda dihimbau untuk tidak terlalu sering melakukan latihan karena ini bisa menurunkan semangat anda pada saat anda presentasi yang sebenarnya.
Cek kembali suara anda, cek kembali sound yang akan digunakan.
Lihat/cek lokasi juga adalah tindakan yang baik sebagai persiapan pra presentasi.
2. Selama Presentasi
Hal – hal yang perlu diketahui dari bagian ini adalah bagaimana mengoptimalkan penggunaan teknik-teknik presentasi sebagai berikut
· Penggunaan dan Pemilihan kata
Singkat, jelas, dapat dimengerti, serta disampaikan dengan cara penuh semangat, menarik dan membangkitkan motivasi.
Jika perlu gunakan analog dan juga gambar-gambar
Hindari jargon, bahasa daerah yang belum tentu dipahami semua audiens.
Minimalisir kata atau ucapan yang tidak perlu misalnya mmm… anu…ee..
· Jaga Penampilan
Sesuaikan dengan situasi, pilih pakaian yang pantas dan tidak terlalu berlebihan.
Hindari penggunaan apapun yang akan merebut perhatian dari isi presentasi anda misalnya perhiasan, parfum yang berlebihan.
Jaga gesture supaya tidak terlalu berlebihan atau malah mungkin menunjukkan kegugupan anda.
· Penggunaan suara
Sampaikan pesan dengan teratur, menarik, masuk akal dan komprehensif.
Jaga volume, nada, irama dan tempo berbicara serta perhatikan pengaturan nafas.
· Penggunaan bahasa tubuh
Perhatikan gerak dan bahasa tubuh.Jangan takut untuk melakukan gerakan tetapi usahakan sealami mungkin.
Ekspresi wajah sangat mendukung oleh karena itu ekspresi perlu ditunjukkan agar audiens tidak merasa bosan.
· Penggunaan catatan kecil
Pastikan ringkasan yang dibuat dapat terbaca karena tidak mungkin anda menuliskannya dalam kertas berukuran besar mis A4 atau bahkan ½ dari A4
Jika anda ingin menggunakan kertas yang agak besar (mungkin akan sedikit menyolok) maka persiapkan bahan catatan pada kertas/bahan yang menarik.Gunakan alat tulis dengan warna berbeda untuk menunjukkan saat anda harus mengubah tempo, nada, irama, dll.
· Tingkatkan kemampuan fasilitasi
Ketrampilan fasilitasi terdiri dari kemampuan memperhatikan,
Mengobservasi, mendengarkan dan bertanya.
Memperhatikan berarti secara fisik memperlihatkan bahwa presenter memperhatiakn audiens. Hal ini dapat dilakukan dengan memandang audiens, mempertahankan kontak mata, bergerak terhadap/menuju audiens dan menghindari perilaku yang mengganggu misalnya meremas-remas kertas, melihat jam berkali-kali, mengusap-usap rambut, dll
Ketrampilan mengobservasi dapat membantu presenter menilai apakah presentasi kita dapat diterima. Berdasarkan observasi selama kegiatan berlangsung kita dapat memutuskan untuk melanjutkan presentasi sesuai rencana atau memodifikasi presentasi agar dapat merespon kebutuhan audiens.
Kemampuan mengobservasi non verbal misalnya jika audiens mengangguk-angguk atau tersenyum berarti audiens antusias atau memahami. Melihat dengan pandangan kosong berati bosan atau bingung, dll
Keterampilan ini memang butuh latihan karena tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang kita salah membuat inferensi non verbal audiens.
Ketrampilan mendengar
Melalui mendengarkan secara timbal balik anda dapat saling tukar menukar info atau feed back antara presenter dan audiens.
Mendengarkan ada 2 langkah yaitu mendengar kata-kata yang diekspresikan dan membuat parafrase untuk memperlihatkan pemahaman.
Mendengarkan kata-kata yang diekspresikan berarti mempertahankan konsentrasi terhadap yang dikatakan orang (audiens) dan membuat parafrase untuk memperlihatkan pemahaman berarti interaksi dengan pembicara untuk meyakinkan pengertian terhadap informasi yang diberikan pembicara
3. Sesudah presentasi
Seperti telah disebutkan dimuka, seyogyanya kita menyediakan sessi tanya jawab. Tidak perlu kita hindari sessi ini karena ketakutan kita akan kemungkinan –kemungkinan yang tidak kita harapkan karena justru melalui sessi tanya jawab ini kita dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh audiens dan dapat kita jadikan tolok ukur apakah kita berhasil dalam menyampaikan ide.
Sekelumit tips dan trik di atas semoga dapat membantu anda menyampaikan sebuah presentasi yang berhasil. Dapat diyakini bahwa apa yang telah disampaikan di atas kurang memadai jika tidak dibarengi dengan praktek, karena itu “Practise Makes Perfect” sangatlah benar … !!
Anggapan ini bisa tiba-tiba berubah pada saat seseorang harus menjalankannya. Pada saat diminta/ditugasi untuk melakukan presentasi barulah sadar bahwa ternyata melakukan presentasi tidaklah semudah seperti yang dipikirkan.
Melalui tulisan ini diharapkan dapat membantu anda melakukan/menyampaikan presentasi yang berhasil.
Mengapa Presentasi?
Ketramplan presentasi adalah salah satu teknik yang dikembangkan oleh ilmu komunikasi. Salah satu tujuan presentasi yang perlu selalu diupayakan adalah untuk mengejar tingkat komunikasi yang lebih baik/efektif.
Ada banyak tujuan presentasi diantaranya adalah untuk mempertunjukkan layanan/produk, untuk menghibur, untuk membentuk citra atau strategi, untuk mengusulkan ide, dll (Panton, et al,1996;67-68).
Tentu saja untuk mencapai maksud tersebut ada banyak tahap yang harus dijalani.
Pemilihan Gaya Presentasi
Sebelum masuk kepada persiapan atau perencanaan presentasi, hal yang harus kita tentukan adalah gaya presentasi.
Ada 4 gaya presentasi yaitu:
1. Impromptu speaking , Berbicara/presentasi tanpa persiapan karena tujuannya adalah berbicara spontan dan informal
2. Extemporaneous speaking , Hampir sama dengan impromptu karena tujuannya informal tetapi dengan persiapan mungkin melalui catatan kecil atau sekedar mengingatnya luar kepala
3. Manuscript speaking , Presentasi gaya ini berarti kita melakukan langkah – langkah persiapan dengan lebih detail
4. Memorized Speaking , Presentasi tanpa catatan tetapi semua topik bahasan dihapal luar kepala
Tentu saja masing-masing gaya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Hal-hal yang akan disampaikan kali ini merupakan dasar-dasar presentasi yang dengan modifikasi tertentu dapat digunakan bagi semuanya
Persiapan/Perencanaan PRESENTASI
Perencanaan yang baik akan menghasilkan presentasi yang baik pula. Hal-hal yang perly dipersiapkan/direncanakan adalah :
1. Tentukan tujuan,topik dan masalah yang akan diangkat
Apakah tujuan presentasi yang ingin dilakukan adalah memberi informasi, meyajinkan audiens atau ingin memobilisir audiens.Tujuan tersebut berkaitan erat dengan pengangkatan topik/tema
2. Kenali audiens
Untuk siapa kita berbicara, bagaimana mereka dan dimana serta kapan kita akan berbicara
3. Persiapkan kebutuhan pendukung presentasi
Apakah kita perlu membuat hand out? Menggunakan media apa?Bagaiamana susunan kelas/ruang
4. Tentukan Alokasi Waktu
Pada presentasi terbagi dalam 3 elemen yaitu Pendahuluan/Pengantar, Isi presentasi dan Kesimpulan.Tidak ada ketentuan yang pasti untuk alokasi waktu bagi ke tiga elemen tersebut tetapi biasanya alokasi waktu dibagi menjadi
Pengantar, tujuan dan alasan diadakannya presentasi – 10% dari alokasi waktu keseluruhan
Pengantar kepada tema/pokok bahasan utama – 20%
Pengembangan tema/bahasan utam – 40%
Pengintegrasian tema/memadukan tema pokok bahasan utama-20%
Ringkasan dan Kesimpulan – 10%
Pengantar /Pendahuluan
Penting untuk diketahui bahwa 1-2 menit pertama adalah saat yang paling crucial dalam sebuah presentasi karena impresi pertama ini menentukan apakah presentasi anda “perlu disimak”atau tidak.
Tips untuk menyampaikan sebuah pendahuluan yang efektif adalah
* Sampaikan pendahuluan dengan singkat dan jelas
* Bawa audiens kepada pengetahuan tentang topik yanga kan dibicarakan
* Ciptakan antusiasme audiens
* Bangkitkan minat audiens pada topik yang akan disampaikan
* Ciptakan kontak/komunikasi dengan audiens
* Paparkan susunan topik/bahan yang akan dibicarakan
* Jika menggunakan alat bantu,terangkan apa tujuan penggunaan alat tersebut.
* Persiapkan audiens untuk masuk kedalam isi/inti dari presentasi. Sebagai jembatan untuk masuk kedalam isi/inti presentasi dapat digunakan humor, data statistik, cuplikan dari kata-kata orang terkenal, dll
Isi Presentasi
Bagian ini memuat informasi terbanyak tentang topik/tema yang akan kita sampaikan oleh karena itu persiapan tentang data pendukung sangat penting. Diharapkan melalui bagian ini, audiens dapat memahami dengan jelas semua hal yang ingin anda sampaikan.
Kesimpulan
Kesimpulan tidak kalah pentingnya dengan kedua bagian terdahulu. Semenarik apapun pendahuluan dan isi presentasi anda, melalui kesimpulan yang tidak fokus dan tidak jelas, ini akan menurunkan impresi audiens terhadap semua yang telah anda sampaikan.
Tips dalam membuat kesimpulan/penutup
* Siapkan audiens untuk sampai pada bagian ini.Lakukan melalui perubahan suara atau nada bicara.
* Ulangi point – point penting dari seluruh bahasan.
* Jika tujuan adalah mempersuasi, ajak audiens untuk melakukan sesuatu atau minimal mengajukan pendapat.
* Sediakan sessi tanya jawab secukupnya.
* Satukan poin-poin yang ada, yang mungkin muncul juga dari audiens.
* Satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah … ucapan terimakasih atas perhatian audiens.
Penyusunan Outline
Komponen yang perlu muncul dalam outline sebuah presentasi adalah Pendahuluan, Isi,Kesimpulan dan jika diperlukan dapat pula muncul sebuah komponen lain yaitu Transisi (sebagai pengantar untuk masuk kepada segmen yang lain/sessi berikutnya)
Jika anda menggunakan alat presentasi misalnya OHP atau LCD projector , berikut ini ada tips yang mungkin dapat dipertimbangkan:
* Gunakan sedikit lata untuk mengkomunikasikan ide anda
* Informasi seyogyanya tidak lebih dari 6 baris dan tidak lebih dari 6 kata per baris.
* Gunakan penutup atau pointers untuk menekankan ide.
* Gunakan gambar, bentuk, grafik, warna tetapi tidak lebih dari 3 warna
* Jika anda menulis transparan OHP, gunakan kertas/mal sehingga tulisan menjadi rapi.
* Pilihan huruf gunakan tinggi huruf minimal 6 mm
* Jika menggunakan lebih dari satu transparansi, jangan menaruh transparansi terlalu lama karena ingin akan melelahkan mata
* Perhatikan tampilan transparan anda, jika transparan tersebut masih ingin digunakan lagi, simpan dengan diselingi kertas ditempat yang cukup bersih
MELAKUKAN PRESENTASI
1. Sebelum Presentasi
General rehearsal akan membawa hasil yaitu dengan mencoba kembali rangkaian presentasi anda. Anda dihimbau untuk tidak terlalu sering melakukan latihan karena ini bisa menurunkan semangat anda pada saat anda presentasi yang sebenarnya.
Cek kembali suara anda, cek kembali sound yang akan digunakan.
Lihat/cek lokasi juga adalah tindakan yang baik sebagai persiapan pra presentasi.
2. Selama Presentasi
Hal – hal yang perlu diketahui dari bagian ini adalah bagaimana mengoptimalkan penggunaan teknik-teknik presentasi sebagai berikut
· Penggunaan dan Pemilihan kata
Singkat, jelas, dapat dimengerti, serta disampaikan dengan cara penuh semangat, menarik dan membangkitkan motivasi.
Jika perlu gunakan analog dan juga gambar-gambar
Hindari jargon, bahasa daerah yang belum tentu dipahami semua audiens.
Minimalisir kata atau ucapan yang tidak perlu misalnya mmm… anu…ee..
· Jaga Penampilan
Sesuaikan dengan situasi, pilih pakaian yang pantas dan tidak terlalu berlebihan.
Hindari penggunaan apapun yang akan merebut perhatian dari isi presentasi anda misalnya perhiasan, parfum yang berlebihan.
Jaga gesture supaya tidak terlalu berlebihan atau malah mungkin menunjukkan kegugupan anda.
· Penggunaan suara
Sampaikan pesan dengan teratur, menarik, masuk akal dan komprehensif.
Jaga volume, nada, irama dan tempo berbicara serta perhatikan pengaturan nafas.
· Penggunaan bahasa tubuh
Perhatikan gerak dan bahasa tubuh.Jangan takut untuk melakukan gerakan tetapi usahakan sealami mungkin.
Ekspresi wajah sangat mendukung oleh karena itu ekspresi perlu ditunjukkan agar audiens tidak merasa bosan.
· Penggunaan catatan kecil
Pastikan ringkasan yang dibuat dapat terbaca karena tidak mungkin anda menuliskannya dalam kertas berukuran besar mis A4 atau bahkan ½ dari A4
Jika anda ingin menggunakan kertas yang agak besar (mungkin akan sedikit menyolok) maka persiapkan bahan catatan pada kertas/bahan yang menarik.Gunakan alat tulis dengan warna berbeda untuk menunjukkan saat anda harus mengubah tempo, nada, irama, dll.
· Tingkatkan kemampuan fasilitasi
Ketrampilan fasilitasi terdiri dari kemampuan memperhatikan,
Mengobservasi, mendengarkan dan bertanya.
Memperhatikan berarti secara fisik memperlihatkan bahwa presenter memperhatiakn audiens. Hal ini dapat dilakukan dengan memandang audiens, mempertahankan kontak mata, bergerak terhadap/menuju audiens dan menghindari perilaku yang mengganggu misalnya meremas-remas kertas, melihat jam berkali-kali, mengusap-usap rambut, dll
Ketrampilan mengobservasi dapat membantu presenter menilai apakah presentasi kita dapat diterima. Berdasarkan observasi selama kegiatan berlangsung kita dapat memutuskan untuk melanjutkan presentasi sesuai rencana atau memodifikasi presentasi agar dapat merespon kebutuhan audiens.
Kemampuan mengobservasi non verbal misalnya jika audiens mengangguk-angguk atau tersenyum berarti audiens antusias atau memahami. Melihat dengan pandangan kosong berati bosan atau bingung, dll
Keterampilan ini memang butuh latihan karena tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang kita salah membuat inferensi non verbal audiens.
Ketrampilan mendengar
Melalui mendengarkan secara timbal balik anda dapat saling tukar menukar info atau feed back antara presenter dan audiens.
Mendengarkan ada 2 langkah yaitu mendengar kata-kata yang diekspresikan dan membuat parafrase untuk memperlihatkan pemahaman.
Mendengarkan kata-kata yang diekspresikan berarti mempertahankan konsentrasi terhadap yang dikatakan orang (audiens) dan membuat parafrase untuk memperlihatkan pemahaman berarti interaksi dengan pembicara untuk meyakinkan pengertian terhadap informasi yang diberikan pembicara
3. Sesudah presentasi
Seperti telah disebutkan dimuka, seyogyanya kita menyediakan sessi tanya jawab. Tidak perlu kita hindari sessi ini karena ketakutan kita akan kemungkinan –kemungkinan yang tidak kita harapkan karena justru melalui sessi tanya jawab ini kita dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh audiens dan dapat kita jadikan tolok ukur apakah kita berhasil dalam menyampaikan ide.
Sekelumit tips dan trik di atas semoga dapat membantu anda menyampaikan sebuah presentasi yang berhasil. Dapat diyakini bahwa apa yang telah disampaikan di atas kurang memadai jika tidak dibarengi dengan praktek, karena itu “Practise Makes Perfect” sangatlah benar … !!
Sabtu, 23 April 2011
Problem Solving:
Definisi, terminologi, dan pola
oleh Hidetoshi Shibata
Problem Solving Terminologi
Berpikir Sistem
Problem Solving sangat penting namun sering salah paham pemecah masalah itu. Laporan ini mengusulkan definisi masalah, istilah untuk Problem Solving dan berguna Pemecahan Masalah pola.
Kita harus menentukan apa yang masalah sebagai langkah pertama Pemecahan Masalah. Namun pemecah masalah sering lupa langkah pertama.
Selanjutnya, kita harus mengakui istilah umum seperti Tujuan, Situasi, Masalah, Penyebab, Solvabilitas Penyebab, Issue, dan Solusi. Bahkan Konsultan, siapa yang harus pemecah masalah profesional, sering bingung dengan istilah Pemecahan Masalah. Sebagai contoh, beberapa konsultan mungkin berpikir isu sebagai masalah, atau beberapa dari mereka menganggap masalah sebagai penyebab. Tapi isu harus usulan untuk memecahkan masalah dan masalah harus ekspresi negatif sedangkan masalah harus merupakan ekspresi positif. Beberapa konsultan tidak keberatan jenis ini terminologi menit, tapi jelas terminologi membantu untuk meningkatkan efisiensi Pemecahan Masalah. Ketiga, ada beberapa pola berpikir yang berguna seperti berpikir strategis, berpikir emosional, berpikir realistis, berpikir empiris dan sebagainya. Pola pemikiran berarti bagaimana kita berpikir. Sejauh ini, saya mengakui empat belas pola berpikir. Jika kita memilih pola yang sesuai pada setiap langkah dalam Pemecahan Masalah, kita dapat meningkatkan efisiensi Pemecahan Masalah.
Laporan ini akan menjelaskan tiga poin di atas seperti definisi masalah, pola berpikir terminologi Pemecahan Masalah, dan berguna.
Definisi masalah
Suatu masalah ditentukan oleh tujuan. Jika seseorang ingin uang dan ketika ia memiliki sedikit uang, ia memiliki masalah. Tetapi jika seseorang tidak ingin uang, uang sedikit tidak menjadi masalah.
Sebagai contoh, manajer produksi biasanya dievaluasi dengan tingkat garis-operasi, yang ditunjukkan sebagai persentase jam dioperasikan untuk potensial jam operasi total. Oleh karena itu kadang-kadang manajer manufaktur beroperasi baris tanpa perintah dari divisi penjualan mereka. Operasi ini dapat menghasilkan lebih dari permintaan dan membuat persediaan yang berlebihan. TPersediaan yang berlebihan dapat menjadi masalah bagi manajer umum. Tetapi bagi para manajer manufaktur, persediaan berlebihan mungkin tidak menjadi masalah.
Jika tujuan berbeda antara manajer, mereka melihat situasi identik dengan cara yang berbeda. Orang bisa melihat masalah, tapi yang lain tidak dapat melihat masalah. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mengidentifikasi masalah, pemecah masalah seperti konsultan harus memperjelas perbedaan tujuan. Namun seringkali, pemecah masalah sering lupa untuk memperjelas perbedaan tujuan dan akan menimbulkan kebingungan di antara mereka memecahkan masalah proyek. Oleh karena itu pemecah masalah harus mulai memecahkan masalah mereka proyek dari definisi tujuan dan masalah
Terminologi Pemecahan Masalah
Kita harus mengetahui terminologi dasar untuk Pemecahan Masalah. Laporan ini mengusulkan tujuh istilah-istilah seperti Tujuan, Situasi, Masalah, Penyebab, Solvabilitas Penyebab, Issue, dan Solusi.
Tujuan
Tujuan adalah apa yang kita ingin lakukan atau apa yang kita inginkan. Tujuan adalah istilah mudah dipahami. Tapi pemecah masalah sering lupa untuk mengkonfirmasi Tujuan, pada langkah pertama Pemecahan Masalah. Tanpa tujuan yang jelas, kita tidak bisa berpikir tentang masalah.
Situasi
Situasi ini tidak baik atau buruk. Kita harus mengenali situasi obyektif sebanyak yang kita bisa. Biasanya hampir semua situasi tidak masalah. Tetapi beberapa pemecah masalah menganggap semua situasi sebagai masalah. Sebelum kita mengenali masalah, kita harus menangkap situasi yang jelas tanpa mengakui mereka sebagai masalah atau tidak masalah. Tanpa mengenali situasi obyektif, Pemecahan Masalah mungkin akan terlihat sempit, karena pemecah masalah mengenali masalah dengan prasangka mereka.
Masalah
Masalah adalah beberapa bagian dari situasi, yang tidak dapat merealisasikan tujuan. Sejak pemecah masalah sering mengabaikan perbedaan tujuan, mereka tidak dapat menangkap masalah yang sebenarnya. Jika tujuannya berbeda, situasi yang sama mungkin menjadi masalah atau mungkin tidak menjadi masalah.
Menyebabkan
Beberapa pemecah masalah tidak membedakan penyebab dari masalah. Tapi karena masalah adalah beberapa bagian dari sebuah situasi, masalah yang lebih umum dari penyebabnya. Dalam kata lain penyebab adalah fakta yang lebih spesifik, yang membawa tentang masalah. Tanpa membedakan penyebab dari masalah, Pemecahan Masalah tidak bisa spesifik. Menemukan fakta-fakta spesifik yang menyebabkan masalah merupakan langkah penting dalam Pemecahan Masalah.
Penyebab dipecahkan
Ketika kita menyelesaikan suatu masalah, kita harus fokus pada penyebab dipecahkan. Menemukan penyebab dipecahkan merupakan langkah penting dalam Pemecahan Masalah. Tapi pemecah masalah sering tidak ekstrak menyebabkan dipecahkan antara penyebab. Jika kita mencoba memecahkan penyebab diselesaikan, kita membuang-buang waktu. Mengekstrak menyebabkan dipecahkan merupakan langkah yang berguna untuk membuat Problem Solving efisien.
Isu
Isu adalah ekspresi kebalikan dari masalah. Jika masalah adalah bahwa kita tidak punya uang, masalah ini adalah bahwa kita mendapatkan uang. Beberapa splvers masalah tidak tahu apa yang Issue. Mereka mungkin berpikir tentang "kita tidak punya uang" sebagai masalah. Pada kasus terburuk, mereka mungkin campuran masalah, yang harus ekspresi negatif, dan isu-isu, yang harus ekspresi positif.
Solusi
Solution adalah tindakan khusus untuk memecahkan masalah, yang sama dengan tindakan tertentu untuk mewujudkan suatu masalah. Beberapa pemecah masalah tidak memecah masalah menjadi tindakan-tindakan yang lebih spesifik. pemecah Masalah harus menghancurkan isu-isu ke tindakan tertentu.
Pola berpikir
Laporan ini berisi empat belas patters berpikir. pemecah Masalah harus memilih pola yang sesuai, menanggapi situasi. Laporan ini dikategorikan empat belas pola ini ke dalam tiga kelompok umum seperti pola pikir untuk penilaian, berpikir pola untuk proses berpikir dan berpikir pola untuk berpikir efisien. Berikut ini adalah garis-garis besar pola-pola berpikir.
Berpikir pola untuk penilaian
Dalam rangka untuk menciptakan nilai melalui pemikiran kita perlu menilai apakah apa yang kita pikirkan benar atau salah. Laporan ini berisi empat pola menilai seperti berpikir strategis, berpikir emosional, berpikir realistis, dan berpikir empiris.
Strategis berpikir
Fokus, atau bias, adalah kriteria untuk berpikir strategis. Jika Anda menilai apakah situasi itu benar atau salah berdasarkan pada apakah situasi yang terfokus atau tidak, penilaian Anda adalah strategis. Secara historis, banyak strategi seperti Sonfucis di Cina kuno, Naplon, M. Porter yang diusulkan pemikiran strategis ketika mereka mengembangkan strategi.
Emosional berpikir
Dalam organisasi, suatu aspek emosional sangat penting. Taktis pemimpin menilai apakah situasi itu benar atau salah berdasarkan peserta komitmen emosional. Mereka berpikir bahwa jika peserta dapat positif terhadap situasi, situasi yang tepat.
Berpikir Realistis
* Mulai dari apa yang bisa kita lakukan
* Memperbaiki masalah penting pertama
Ini dua kriteria sangat berguna. "Mulai" adalah sangat penting, bahkan jika kita sangat sedikit. Kita tidak harus mulai dari bagian penting. Bahkan jika kita mulai dari sebuah bagian yang lebih mudah, awalnya adalah sebuah penilaian lebih baik daripada penilaian yang tidak-mulai dalam hal bagian pertama berpikir realistis. Further, after we start, we should search key factors to make the Problem Solving more efficient. Selanjutnya, setelah kita mulai, kita harus mencari faktor kunci untuk membuat Problem Solving lebih efisien. Usually, 80 % of the problems are caused by only 20 % of the causes. Biasanya, 80% dari masalah disebabkan oleh hanya 20% penyebab. If we can find the essential 20 % of the causes, we can fix 80 % of problems very efficiently. Jika kita dapat menemukan% 20 penting dari penyebab, kita bisa memperbaiki 80% dari masalah yang sangat efisien. Then if we try to find the essential problem, what we are doing is right in terms of the second part of realistic thinking. Kemudian jika kita mencoba untuk menemukan masalah penting, apa yang kita lakukan adalah benar dalam hal bagian kedua berpikir realistis.
Empirical thinking Empiris berpikir
When we use empirical thinking, we judge whether the situation is right or wrong based on our past experiences. Ketika kita menggunakan pemikiran empiris, kita menilai apakah situasi ini benar atau salah berdasarkan pengalaman masa lalu kita. Sometimes, this thinking pattern persists on the past criteria too much, even if a situation has changed. Kadang-kadang, ini pola pikir tetap ada pada kriteria terakhir terlalu banyak, bahkan jika situasi telah berubah. But when it comes to our daily lives, situations do not change frequently. Tapi ketika datang ke kehidupan sehari-hari kita, situasi tidak berubah sering. Further, if we have the experience of the identical situation before, we can utilize the experience as a reliable knowledge data base. Selanjutnya, jika kita memiliki pengalaman dari situasi identik sebelumnya, kita dapat memanfaatkan pengalaman sebagai data base pengetahuan dapat diandalkan.
Thinking patterns for thinking processes Berpikir pola untuk proses berpikir
If we can think systematically, we do not have to be frustrated when we think. Jika kita dapat berpikir sistematis, kita tidak harus frustrasi ketika kita berpikir. In contrast, if we have no systematic method, Problem Solving frustrate us. Sebaliknya, jika kita tidak memiliki metode yang sistematis, Pemecahan Masalah menggagalkan kita. This reports lists five systematic thinking processes such as rational thinking, systems thinking, cause & effect thinking, contingent thinking, and the Toyota's five times WHYs method . Ini melaporkan daftar lima proses berpikir sistematis seperti berpikir rasional, berpikir sistem, berpikir sebab & akibat, berpikir kontingen, dan lima kali Toyota metode mengapa.
Rational thinking Berpikir rasional
Rational thinking is one of the most common Problem Solving methods. berpikir rasional adalah salah satu metode yang paling umum Pemecahan Masalah. This report will briefly show this Problem Solving method. Laporan ini secara singkat akan menunjukkan metode Problem Solving.
1. Set the ideal situation Mengatur situasi ideal
2. Identify a current situation Mengidentifikasi situasi sekarang
3. Compare the ideal situation and the current situation, and identify the problem situation Bandingkan situasi yang ideal dan situasi saat ini, dan mengidentifikasi situasi masalah
4. Break down the problem to its causes Memecah masalah untuk penyebabnya
5. Conceive the solution alternatives to the causes Hamil alternatif solusi untuk penyebab
6. Evaluate and choose the reasonable solution alternatives Mengevaluasi dan memilih alternatif solusi yang masuk akal
7. Implement the solutions Menerapkan solusi
We can use rational thinking as a Problem Solving method for almost all problems. Kita bisa menggunakan pemikiran rasional sebagai metode Problem Solving untuk hampir semua masalah.
Systems thinking Sistem berpikir
Systems thinking is a more scientific Problem Solving approach than the rational thinking approach. berpikir Systems adalah pendekatan yang lebih ilmiah Pemecahan Masalah dibandingkan dengan pendekatan pemikiran rasional. We set the system, which causes problems and analyze them based on systems' Kami mengatur sistem, yang menyebabkan masalah dan analisis mereka berdasarkan sistem ' functions. fungsi. The following arre the system and how the system works. The arre mengikuti sistem dan bagaimana sistem bekerja.
System Sistem
* Purpose Tujuan
* Input Input
* Output Output
* Function Fungsi
* Inside cause (Solvable cause) Di dalam penyebab (penyebab Solvabilitas)
* Outside cause (Unsolvable cause) Di luar penyebab (penyebab diselesaikan)
* Result Hasil
In order to realize Purpose, we prepare Input and through Function we can get Output. Dalam rangka mewujudkan Tujuan, kita siapkan Input dan melalui Fungsi kita bisa mendapatkan Output. But Output does not necessarily realize Purpose. Tetapi Output tidak selalu menyadari Tujuan. Result of the Function may be different from Purpose. Hasil Fungsi mungkin berbeda dari Tujuan. This difference is created by Outside Cause and Inside Cause. Perbedaan ini diciptakan oleh Penyebab luar dan Inside Penyebab. We can not solve Outside Cause but we can solve Inside Cause. Kita tidak bisa memecahkan luar Penyebab tetapi kita dapat memecahkan Inside Penyebab. For example, when we want to play golf, Purpose is to play golf. Sebagai contoh, ketika kita ingin bermain golf, Tujuan adalah untuk bermain golf. If we can not play golf, this situation is Output. Jika kita tidak bisa bermain golf, situasi ini Output. If we can not play golf because of a bad weather, the bad weather is Outside Cause, because we can not change the weather. Jika kita tidak bisa bermain golf karena cuaca buruk, cuaca buruk Penyebab luar, karena kita tidak bisa mengubah cuaca. In contrast, if we cannot play golf because we left golf bags in our home, this cause is solvable. Sebaliknya, jika kita tidak bisa bermain golf karena kami meninggalkan tas golf di rumah kami, penyebab ini adalah dipecahkan. Then, that we left bags in our home is an Inside Cause. Kemudian, bahwa kita meninggalkan tas di rumah kami adalah Penyebab Inside.
Systems thinking is a very clear and useful method to solve problems. Sistem berpikir adalah metode yang sangat jelas dan berguna untuk memecahkan masalah.
Cause & effect thinking Penyebab & efek berpikir
Traditionally, we like to clarify cause and effect relations. Secara tradisional, kami ingin mengklarifikasi hubungan sebab dan akibat. We usually think of finding causes as solving problems. Kami biasanya berpikir untuk menemukan penyebab sebagai pemecahan masalah. Finding a cause and effect relation is a conventional basic Problem Solving method. Mencari hubungan sebab dan akibat merupakan dasar metode konvensional Pemecahan Masalah.
Contingent thinking Kontinjensi berpikir
Game Theory is a typical contingent thinking method. Teori permainan adalah sebuah metode berpikir khas kontingen. If we think about as many situations as possible, which may happen, and prepare solutions for each situation, this process is a contingent thinking approach. Jika kita berpikir tentang seperti situasi sebanyak mungkin, yang mungkin terjadi, dan menyiapkan solusi untuk setiap situasi, proses ini merupakan pendekatan berpikir kontingen.
Toyota's five times WHYs Toyota lima kali mengapa
At Toyota, employees are taught to think WHY consecutively five times. Di Toyota, karyawan diajarkan untuk berpikir MENGAPA berturut-turut lima kali. This is an adaptation of cause and effect thinking. Ini merupakan adaptasi dari sebab dan akibat berpikir. If employees think WHY and find a cause, they try to ask themselves WHY again. Jika karyawan berpikir MENGAPA dan menemukan penyebab, mereka mencoba bertanya pada diri sendiri MENGAPA lagi. They continue five times. Mereka terus lima kali. Through these five WHYS, they can break down causes into a very specific level. Melalui kelima mengapa, mereka dapat memecah menyebabkan ke tingkat yang sangat spesifik. This five times WHYs approach is very useful to solve problems. Ini lima kali mengapa pendekatan ini sangat berguna untuk memecahkan masalah.
Thinking patterns for efficient thinking Berpikir pola untuk berpikir efisien
In order to think efficiently, there are several useful thinking patterns. Dalam rangka untuk berpikir efisien, ada beberapa pola berpikir yang bermanfaat. This report lists five patterns for efficient thinking such as hypothesis thinking, conception thinking, structure thinking, convergence & divergence thinking, and time order thinking. Laporan ini berisi lima pola untuk berpikir efisien seperti berpikir hipotesis, berpikir konsepsi, pemikiran struktur, konvergensi dan divergensi berpikir, dan berpikir waktu pemesanan.
Hypothesis thinking Hipotesis berpikir
If we can collect all information quickly and easily, you can solve problems very efficiently. Jika kita dapat mengumpulkan semua informasi dengan cepat dan mudah, Anda dapat menyelesaikan masalah yang sangat efisien. But actually, we can not collect every information. Tetapi sebenarnya, kita tidak bisa mengumpulkan informasi setiap. If we try to collect all information, we need so long time. Jika kita mencoba untuk mengumpulkan semua informasi, kita membutuhkan waktu begitu lama. Hypothesis thinking does not require collecting all information. Hipotesis berpikir tidak memerlukan mengumpulkan semua informasi. We develop a hypothesis based on available information. Kami mengembangkan hipotesis berdasarkan informasi yang tersedia. After we developed a hypothesis, we collect minimum information to prove the hypothesis. Setelah kami mengembangkan hipotesis, kita mengumpulkan informasi minimum untuk membuktikan hipotesis. If the first hypothesis is right, you do not have to collect any more information. Jika hipotesis pertama yang benar, Anda tidak perlu mengumpulkan informasi lebih lanjut. If the first hypothesis is wrong, we will develop the next hypothesis based on available information. Jika hipotesis pertama salah, kita akan mengembangkan hipotesis berikutnya berdasarkan informasi yang tersedia. Hypothesis thinking is a very efficient problem-solving method, because we do not have to waste time to collect unnecessary information. Hipotesis berpikir adalah metode pemecahan masalah yang sangat efisien, karena kita tidak perlu membuang waktu untuk mengumpulkan informasi yang tidak perlu.
Conception thinking Konsepsi pemikiran
Problem Solving is not necessarily logical or rational. Problem Solving tidak harus logis atau rasional. Creativity and flexibility are other important aspects for Problem Solving. Kreativitas dan fleksibilitas merupakan aspek penting lainnya untuk Pemecahan Masalah. We can not recognize these aspects clearly. Kita tidak dapat mengenali aspek-aspek ini jelas. This report shows only what kinds of tips are useful for creative and flexible conception. Laporan ini hanya menunjukkan apa saja tips yang berguna untuk konsepsi kreatif dan fleksibel. Following are portions of tips. Berikut adalah bagian tips.
* To be visual. Untuk menjadi visual.
* To write down what we think. Untuk menuliskan apa yang kita pikirkan.
* Use cards to draw, write and arrange ideas in many ways. Gunakan kartu untuk menggambar, menulis dan menyusun ide-ide dalam banyak cara.
* Change positions, forms, and viewpoints, physically and mentally. Ubah posisi, bentuk, dan sudut pandang, secara fisik dan mental.
We can imagine without words and logic, but in order to communicate to others, we must explain by words and logic. Kita bisa membayangkan tanpa kata-kata dan logika, tetapi untuk berkomunikasi dengan orang lain, kita harus menjelaskan dengan kata-kata dan logika. Therefore after we create ideas, we must explain them literally. Oleh karena itu setelah kita menciptakan ide-ide, kita harus menjelaskan secara harfiah. Creative conception must be translated into reasonable explanations. konsepsi Kreatif harus diterjemahkan ke dalam penjelasan yang masuk akal. Without explanations, conception does not make sense. Tanpa penjelasan, konsepsi tidak masuk akal.
Structure thinking Struktur berpikir
If we make a structure like a tree to grasp a complex situation, we can understand very clearly. Jika kita membuat struktur seperti pohon untuk memahami situasi yang kompleks, kita dapat mengerti dengan sangat jelas.
Upper level should be more abstract and lower level should be more concrete. Tingkat Upper harus lebih abstrak dan tingkat yang lebih rendah harus lebih konkret. Dividing abstract situations from concrete situations is helpful to clarify the complex situations. Membagi situasi abstrak dari situasi konkret sangat membantu untuk memperjelas situasi yang kompleks. Very frequently, problem solvers cannot arrange a situation clearly. Sangat sering, pemecah masalah yang tidak dapat mengatur situasi dengan jelas. A clear recognition of a complex situation increases efficiency of Problem Solving. Sebuah pengakuan yang jelas dari sebuah situasi yang meningkatkan efisiensi kompleks Pemecahan Masalah.
Convergence & divergence thinking Konvergensi & berpikir perbedaan
When we should be creative we do not have to consider convergence of ideas. Ketika kita harus kreatif kita tidak harus mempertimbangkan konvergensi ide. In contrast, when we should summarize ideas we must focus on convergence. Sebaliknya, ketika kita harus merangkum ide-ide kita harus fokus pada konvergensi. If we do convergence and divergence simultaneously, Problem Solving becomes inefficient. Jika kita melakukan konvergensi dan divergensi secara bersamaan, Pemecahan Masalah menjadi tidak efisien.
Time order thinking Waktu pemesanan berpikir
Thinking based on a time order is very convenient, when we are confused with Problem Solving. Berpikir berdasarkan urutan waktu sangat nyaman, ketika kita bingung dengan Problem Solving. We can think based on a time order from the past to the future and make a complex situation clear. Kita bisa berpikir berdasarkan urutan waktu dari masa lalu ke masa depan dan membuat situasi yang kompleks yang jelas.
oleh Hidetoshi Shibata
Problem Solving Terminologi
Berpikir Sistem
Problem Solving sangat penting namun sering salah paham pemecah masalah itu. Laporan ini mengusulkan definisi masalah, istilah untuk Problem Solving dan berguna Pemecahan Masalah pola.
Kita harus menentukan apa yang masalah sebagai langkah pertama Pemecahan Masalah. Namun pemecah masalah sering lupa langkah pertama.
Selanjutnya, kita harus mengakui istilah umum seperti Tujuan, Situasi, Masalah, Penyebab, Solvabilitas Penyebab, Issue, dan Solusi. Bahkan Konsultan, siapa yang harus pemecah masalah profesional, sering bingung dengan istilah Pemecahan Masalah. Sebagai contoh, beberapa konsultan mungkin berpikir isu sebagai masalah, atau beberapa dari mereka menganggap masalah sebagai penyebab. Tapi isu harus usulan untuk memecahkan masalah dan masalah harus ekspresi negatif sedangkan masalah harus merupakan ekspresi positif. Beberapa konsultan tidak keberatan jenis ini terminologi menit, tapi jelas terminologi membantu untuk meningkatkan efisiensi Pemecahan Masalah. Ketiga, ada beberapa pola berpikir yang berguna seperti berpikir strategis, berpikir emosional, berpikir realistis, berpikir empiris dan sebagainya. Pola pemikiran berarti bagaimana kita berpikir. Sejauh ini, saya mengakui empat belas pola berpikir. Jika kita memilih pola yang sesuai pada setiap langkah dalam Pemecahan Masalah, kita dapat meningkatkan efisiensi Pemecahan Masalah.
Laporan ini akan menjelaskan tiga poin di atas seperti definisi masalah, pola berpikir terminologi Pemecahan Masalah, dan berguna.
Definisi masalah
Suatu masalah ditentukan oleh tujuan. Jika seseorang ingin uang dan ketika ia memiliki sedikit uang, ia memiliki masalah. Tetapi jika seseorang tidak ingin uang, uang sedikit tidak menjadi masalah.
Sebagai contoh, manajer produksi biasanya dievaluasi dengan tingkat garis-operasi, yang ditunjukkan sebagai persentase jam dioperasikan untuk potensial jam operasi total. Oleh karena itu kadang-kadang manajer manufaktur beroperasi baris tanpa perintah dari divisi penjualan mereka. Operasi ini dapat menghasilkan lebih dari permintaan dan membuat persediaan yang berlebihan. TPersediaan yang berlebihan dapat menjadi masalah bagi manajer umum. Tetapi bagi para manajer manufaktur, persediaan berlebihan mungkin tidak menjadi masalah.
Jika tujuan berbeda antara manajer, mereka melihat situasi identik dengan cara yang berbeda. Orang bisa melihat masalah, tapi yang lain tidak dapat melihat masalah. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mengidentifikasi masalah, pemecah masalah seperti konsultan harus memperjelas perbedaan tujuan. Namun seringkali, pemecah masalah sering lupa untuk memperjelas perbedaan tujuan dan akan menimbulkan kebingungan di antara mereka memecahkan masalah proyek. Oleh karena itu pemecah masalah harus mulai memecahkan masalah mereka proyek dari definisi tujuan dan masalah
Terminologi Pemecahan Masalah
Kita harus mengetahui terminologi dasar untuk Pemecahan Masalah. Laporan ini mengusulkan tujuh istilah-istilah seperti Tujuan, Situasi, Masalah, Penyebab, Solvabilitas Penyebab, Issue, dan Solusi.
Tujuan
Tujuan adalah apa yang kita ingin lakukan atau apa yang kita inginkan. Tujuan adalah istilah mudah dipahami. Tapi pemecah masalah sering lupa untuk mengkonfirmasi Tujuan, pada langkah pertama Pemecahan Masalah. Tanpa tujuan yang jelas, kita tidak bisa berpikir tentang masalah.
Situasi
Situasi ini tidak baik atau buruk. Kita harus mengenali situasi obyektif sebanyak yang kita bisa. Biasanya hampir semua situasi tidak masalah. Tetapi beberapa pemecah masalah menganggap semua situasi sebagai masalah. Sebelum kita mengenali masalah, kita harus menangkap situasi yang jelas tanpa mengakui mereka sebagai masalah atau tidak masalah. Tanpa mengenali situasi obyektif, Pemecahan Masalah mungkin akan terlihat sempit, karena pemecah masalah mengenali masalah dengan prasangka mereka.
Masalah
Masalah adalah beberapa bagian dari situasi, yang tidak dapat merealisasikan tujuan. Sejak pemecah masalah sering mengabaikan perbedaan tujuan, mereka tidak dapat menangkap masalah yang sebenarnya. Jika tujuannya berbeda, situasi yang sama mungkin menjadi masalah atau mungkin tidak menjadi masalah.
Menyebabkan
Beberapa pemecah masalah tidak membedakan penyebab dari masalah. Tapi karena masalah adalah beberapa bagian dari sebuah situasi, masalah yang lebih umum dari penyebabnya. Dalam kata lain penyebab adalah fakta yang lebih spesifik, yang membawa tentang masalah. Tanpa membedakan penyebab dari masalah, Pemecahan Masalah tidak bisa spesifik. Menemukan fakta-fakta spesifik yang menyebabkan masalah merupakan langkah penting dalam Pemecahan Masalah.
Penyebab dipecahkan
Ketika kita menyelesaikan suatu masalah, kita harus fokus pada penyebab dipecahkan. Menemukan penyebab dipecahkan merupakan langkah penting dalam Pemecahan Masalah. Tapi pemecah masalah sering tidak ekstrak menyebabkan dipecahkan antara penyebab. Jika kita mencoba memecahkan penyebab diselesaikan, kita membuang-buang waktu. Mengekstrak menyebabkan dipecahkan merupakan langkah yang berguna untuk membuat Problem Solving efisien.
Isu
Isu adalah ekspresi kebalikan dari masalah. Jika masalah adalah bahwa kita tidak punya uang, masalah ini adalah bahwa kita mendapatkan uang. Beberapa splvers masalah tidak tahu apa yang Issue. Mereka mungkin berpikir tentang "kita tidak punya uang" sebagai masalah. Pada kasus terburuk, mereka mungkin campuran masalah, yang harus ekspresi negatif, dan isu-isu, yang harus ekspresi positif.
Solusi
Solution adalah tindakan khusus untuk memecahkan masalah, yang sama dengan tindakan tertentu untuk mewujudkan suatu masalah. Beberapa pemecah masalah tidak memecah masalah menjadi tindakan-tindakan yang lebih spesifik. pemecah Masalah harus menghancurkan isu-isu ke tindakan tertentu.
Pola berpikir
Laporan ini berisi empat belas patters berpikir. pemecah Masalah harus memilih pola yang sesuai, menanggapi situasi. Laporan ini dikategorikan empat belas pola ini ke dalam tiga kelompok umum seperti pola pikir untuk penilaian, berpikir pola untuk proses berpikir dan berpikir pola untuk berpikir efisien. Berikut ini adalah garis-garis besar pola-pola berpikir.
Berpikir pola untuk penilaian
Dalam rangka untuk menciptakan nilai melalui pemikiran kita perlu menilai apakah apa yang kita pikirkan benar atau salah. Laporan ini berisi empat pola menilai seperti berpikir strategis, berpikir emosional, berpikir realistis, dan berpikir empiris.
Strategis berpikir
Fokus, atau bias, adalah kriteria untuk berpikir strategis. Jika Anda menilai apakah situasi itu benar atau salah berdasarkan pada apakah situasi yang terfokus atau tidak, penilaian Anda adalah strategis. Secara historis, banyak strategi seperti Sonfucis di Cina kuno, Naplon, M. Porter yang diusulkan pemikiran strategis ketika mereka mengembangkan strategi.
Emosional berpikir
Dalam organisasi, suatu aspek emosional sangat penting. Taktis pemimpin menilai apakah situasi itu benar atau salah berdasarkan peserta komitmen emosional. Mereka berpikir bahwa jika peserta dapat positif terhadap situasi, situasi yang tepat.
Berpikir Realistis
* Mulai dari apa yang bisa kita lakukan
* Memperbaiki masalah penting pertama
Ini dua kriteria sangat berguna. "Mulai" adalah sangat penting, bahkan jika kita sangat sedikit. Kita tidak harus mulai dari bagian penting. Bahkan jika kita mulai dari sebuah bagian yang lebih mudah, awalnya adalah sebuah penilaian lebih baik daripada penilaian yang tidak-mulai dalam hal bagian pertama berpikir realistis. Further, after we start, we should search key factors to make the Problem Solving more efficient. Selanjutnya, setelah kita mulai, kita harus mencari faktor kunci untuk membuat Problem Solving lebih efisien. Usually, 80 % of the problems are caused by only 20 % of the causes. Biasanya, 80% dari masalah disebabkan oleh hanya 20% penyebab. If we can find the essential 20 % of the causes, we can fix 80 % of problems very efficiently. Jika kita dapat menemukan% 20 penting dari penyebab, kita bisa memperbaiki 80% dari masalah yang sangat efisien. Then if we try to find the essential problem, what we are doing is right in terms of the second part of realistic thinking. Kemudian jika kita mencoba untuk menemukan masalah penting, apa yang kita lakukan adalah benar dalam hal bagian kedua berpikir realistis.
Empirical thinking Empiris berpikir
When we use empirical thinking, we judge whether the situation is right or wrong based on our past experiences. Ketika kita menggunakan pemikiran empiris, kita menilai apakah situasi ini benar atau salah berdasarkan pengalaman masa lalu kita. Sometimes, this thinking pattern persists on the past criteria too much, even if a situation has changed. Kadang-kadang, ini pola pikir tetap ada pada kriteria terakhir terlalu banyak, bahkan jika situasi telah berubah. But when it comes to our daily lives, situations do not change frequently. Tapi ketika datang ke kehidupan sehari-hari kita, situasi tidak berubah sering. Further, if we have the experience of the identical situation before, we can utilize the experience as a reliable knowledge data base. Selanjutnya, jika kita memiliki pengalaman dari situasi identik sebelumnya, kita dapat memanfaatkan pengalaman sebagai data base pengetahuan dapat diandalkan.
Thinking patterns for thinking processes Berpikir pola untuk proses berpikir
If we can think systematically, we do not have to be frustrated when we think. Jika kita dapat berpikir sistematis, kita tidak harus frustrasi ketika kita berpikir. In contrast, if we have no systematic method, Problem Solving frustrate us. Sebaliknya, jika kita tidak memiliki metode yang sistematis, Pemecahan Masalah menggagalkan kita. This reports lists five systematic thinking processes such as rational thinking, systems thinking, cause & effect thinking, contingent thinking, and the Toyota's five times WHYs method . Ini melaporkan daftar lima proses berpikir sistematis seperti berpikir rasional, berpikir sistem, berpikir sebab & akibat, berpikir kontingen, dan lima kali Toyota metode mengapa.
Rational thinking Berpikir rasional
Rational thinking is one of the most common Problem Solving methods. berpikir rasional adalah salah satu metode yang paling umum Pemecahan Masalah. This report will briefly show this Problem Solving method. Laporan ini secara singkat akan menunjukkan metode Problem Solving.
1. Set the ideal situation Mengatur situasi ideal
2. Identify a current situation Mengidentifikasi situasi sekarang
3. Compare the ideal situation and the current situation, and identify the problem situation Bandingkan situasi yang ideal dan situasi saat ini, dan mengidentifikasi situasi masalah
4. Break down the problem to its causes Memecah masalah untuk penyebabnya
5. Conceive the solution alternatives to the causes Hamil alternatif solusi untuk penyebab
6. Evaluate and choose the reasonable solution alternatives Mengevaluasi dan memilih alternatif solusi yang masuk akal
7. Implement the solutions Menerapkan solusi
We can use rational thinking as a Problem Solving method for almost all problems. Kita bisa menggunakan pemikiran rasional sebagai metode Problem Solving untuk hampir semua masalah.
Systems thinking Sistem berpikir
Systems thinking is a more scientific Problem Solving approach than the rational thinking approach. berpikir Systems adalah pendekatan yang lebih ilmiah Pemecahan Masalah dibandingkan dengan pendekatan pemikiran rasional. We set the system, which causes problems and analyze them based on systems' Kami mengatur sistem, yang menyebabkan masalah dan analisis mereka berdasarkan sistem ' functions. fungsi. The following arre the system and how the system works. The arre mengikuti sistem dan bagaimana sistem bekerja.
System Sistem
* Purpose Tujuan
* Input Input
* Output Output
* Function Fungsi
* Inside cause (Solvable cause) Di dalam penyebab (penyebab Solvabilitas)
* Outside cause (Unsolvable cause) Di luar penyebab (penyebab diselesaikan)
* Result Hasil
In order to realize Purpose, we prepare Input and through Function we can get Output. Dalam rangka mewujudkan Tujuan, kita siapkan Input dan melalui Fungsi kita bisa mendapatkan Output. But Output does not necessarily realize Purpose. Tetapi Output tidak selalu menyadari Tujuan. Result of the Function may be different from Purpose. Hasil Fungsi mungkin berbeda dari Tujuan. This difference is created by Outside Cause and Inside Cause. Perbedaan ini diciptakan oleh Penyebab luar dan Inside Penyebab. We can not solve Outside Cause but we can solve Inside Cause. Kita tidak bisa memecahkan luar Penyebab tetapi kita dapat memecahkan Inside Penyebab. For example, when we want to play golf, Purpose is to play golf. Sebagai contoh, ketika kita ingin bermain golf, Tujuan adalah untuk bermain golf. If we can not play golf, this situation is Output. Jika kita tidak bisa bermain golf, situasi ini Output. If we can not play golf because of a bad weather, the bad weather is Outside Cause, because we can not change the weather. Jika kita tidak bisa bermain golf karena cuaca buruk, cuaca buruk Penyebab luar, karena kita tidak bisa mengubah cuaca. In contrast, if we cannot play golf because we left golf bags in our home, this cause is solvable. Sebaliknya, jika kita tidak bisa bermain golf karena kami meninggalkan tas golf di rumah kami, penyebab ini adalah dipecahkan. Then, that we left bags in our home is an Inside Cause. Kemudian, bahwa kita meninggalkan tas di rumah kami adalah Penyebab Inside.
Systems thinking is a very clear and useful method to solve problems. Sistem berpikir adalah metode yang sangat jelas dan berguna untuk memecahkan masalah.
Cause & effect thinking Penyebab & efek berpikir
Traditionally, we like to clarify cause and effect relations. Secara tradisional, kami ingin mengklarifikasi hubungan sebab dan akibat. We usually think of finding causes as solving problems. Kami biasanya berpikir untuk menemukan penyebab sebagai pemecahan masalah. Finding a cause and effect relation is a conventional basic Problem Solving method. Mencari hubungan sebab dan akibat merupakan dasar metode konvensional Pemecahan Masalah.
Contingent thinking Kontinjensi berpikir
Game Theory is a typical contingent thinking method. Teori permainan adalah sebuah metode berpikir khas kontingen. If we think about as many situations as possible, which may happen, and prepare solutions for each situation, this process is a contingent thinking approach. Jika kita berpikir tentang seperti situasi sebanyak mungkin, yang mungkin terjadi, dan menyiapkan solusi untuk setiap situasi, proses ini merupakan pendekatan berpikir kontingen.
Toyota's five times WHYs Toyota lima kali mengapa
At Toyota, employees are taught to think WHY consecutively five times. Di Toyota, karyawan diajarkan untuk berpikir MENGAPA berturut-turut lima kali. This is an adaptation of cause and effect thinking. Ini merupakan adaptasi dari sebab dan akibat berpikir. If employees think WHY and find a cause, they try to ask themselves WHY again. Jika karyawan berpikir MENGAPA dan menemukan penyebab, mereka mencoba bertanya pada diri sendiri MENGAPA lagi. They continue five times. Mereka terus lima kali. Through these five WHYS, they can break down causes into a very specific level. Melalui kelima mengapa, mereka dapat memecah menyebabkan ke tingkat yang sangat spesifik. This five times WHYs approach is very useful to solve problems. Ini lima kali mengapa pendekatan ini sangat berguna untuk memecahkan masalah.
Thinking patterns for efficient thinking Berpikir pola untuk berpikir efisien
In order to think efficiently, there are several useful thinking patterns. Dalam rangka untuk berpikir efisien, ada beberapa pola berpikir yang bermanfaat. This report lists five patterns for efficient thinking such as hypothesis thinking, conception thinking, structure thinking, convergence & divergence thinking, and time order thinking. Laporan ini berisi lima pola untuk berpikir efisien seperti berpikir hipotesis, berpikir konsepsi, pemikiran struktur, konvergensi dan divergensi berpikir, dan berpikir waktu pemesanan.
Hypothesis thinking Hipotesis berpikir
If we can collect all information quickly and easily, you can solve problems very efficiently. Jika kita dapat mengumpulkan semua informasi dengan cepat dan mudah, Anda dapat menyelesaikan masalah yang sangat efisien. But actually, we can not collect every information. Tetapi sebenarnya, kita tidak bisa mengumpulkan informasi setiap. If we try to collect all information, we need so long time. Jika kita mencoba untuk mengumpulkan semua informasi, kita membutuhkan waktu begitu lama. Hypothesis thinking does not require collecting all information. Hipotesis berpikir tidak memerlukan mengumpulkan semua informasi. We develop a hypothesis based on available information. Kami mengembangkan hipotesis berdasarkan informasi yang tersedia. After we developed a hypothesis, we collect minimum information to prove the hypothesis. Setelah kami mengembangkan hipotesis, kita mengumpulkan informasi minimum untuk membuktikan hipotesis. If the first hypothesis is right, you do not have to collect any more information. Jika hipotesis pertama yang benar, Anda tidak perlu mengumpulkan informasi lebih lanjut. If the first hypothesis is wrong, we will develop the next hypothesis based on available information. Jika hipotesis pertama salah, kita akan mengembangkan hipotesis berikutnya berdasarkan informasi yang tersedia. Hypothesis thinking is a very efficient problem-solving method, because we do not have to waste time to collect unnecessary information. Hipotesis berpikir adalah metode pemecahan masalah yang sangat efisien, karena kita tidak perlu membuang waktu untuk mengumpulkan informasi yang tidak perlu.
Conception thinking Konsepsi pemikiran
Problem Solving is not necessarily logical or rational. Problem Solving tidak harus logis atau rasional. Creativity and flexibility are other important aspects for Problem Solving. Kreativitas dan fleksibilitas merupakan aspek penting lainnya untuk Pemecahan Masalah. We can not recognize these aspects clearly. Kita tidak dapat mengenali aspek-aspek ini jelas. This report shows only what kinds of tips are useful for creative and flexible conception. Laporan ini hanya menunjukkan apa saja tips yang berguna untuk konsepsi kreatif dan fleksibel. Following are portions of tips. Berikut adalah bagian tips.
* To be visual. Untuk menjadi visual.
* To write down what we think. Untuk menuliskan apa yang kita pikirkan.
* Use cards to draw, write and arrange ideas in many ways. Gunakan kartu untuk menggambar, menulis dan menyusun ide-ide dalam banyak cara.
* Change positions, forms, and viewpoints, physically and mentally. Ubah posisi, bentuk, dan sudut pandang, secara fisik dan mental.
We can imagine without words and logic, but in order to communicate to others, we must explain by words and logic. Kita bisa membayangkan tanpa kata-kata dan logika, tetapi untuk berkomunikasi dengan orang lain, kita harus menjelaskan dengan kata-kata dan logika. Therefore after we create ideas, we must explain them literally. Oleh karena itu setelah kita menciptakan ide-ide, kita harus menjelaskan secara harfiah. Creative conception must be translated into reasonable explanations. konsepsi Kreatif harus diterjemahkan ke dalam penjelasan yang masuk akal. Without explanations, conception does not make sense. Tanpa penjelasan, konsepsi tidak masuk akal.
Structure thinking Struktur berpikir
If we make a structure like a tree to grasp a complex situation, we can understand very clearly. Jika kita membuat struktur seperti pohon untuk memahami situasi yang kompleks, kita dapat mengerti dengan sangat jelas.
Upper level should be more abstract and lower level should be more concrete. Tingkat Upper harus lebih abstrak dan tingkat yang lebih rendah harus lebih konkret. Dividing abstract situations from concrete situations is helpful to clarify the complex situations. Membagi situasi abstrak dari situasi konkret sangat membantu untuk memperjelas situasi yang kompleks. Very frequently, problem solvers cannot arrange a situation clearly. Sangat sering, pemecah masalah yang tidak dapat mengatur situasi dengan jelas. A clear recognition of a complex situation increases efficiency of Problem Solving. Sebuah pengakuan yang jelas dari sebuah situasi yang meningkatkan efisiensi kompleks Pemecahan Masalah.
Convergence & divergence thinking Konvergensi & berpikir perbedaan
When we should be creative we do not have to consider convergence of ideas. Ketika kita harus kreatif kita tidak harus mempertimbangkan konvergensi ide. In contrast, when we should summarize ideas we must focus on convergence. Sebaliknya, ketika kita harus merangkum ide-ide kita harus fokus pada konvergensi. If we do convergence and divergence simultaneously, Problem Solving becomes inefficient. Jika kita melakukan konvergensi dan divergensi secara bersamaan, Pemecahan Masalah menjadi tidak efisien.
Time order thinking Waktu pemesanan berpikir
Thinking based on a time order is very convenient, when we are confused with Problem Solving. Berpikir berdasarkan urutan waktu sangat nyaman, ketika kita bingung dengan Problem Solving. We can think based on a time order from the past to the future and make a complex situation clear. Kita bisa berpikir berdasarkan urutan waktu dari masa lalu ke masa depan dan membuat situasi yang kompleks yang jelas.
Mengenal Karakter Pria Melalui Golongan Darah
Karakter seseorang ternyata dapat diketahui dari golongan darah mereka. Di Jepang, penelitian ini telah dilakukan sejak lima puluh tahun yang lalu. Masahiko Nomi adalah orang yang mencoba menganalisa karakter pria berdasarkan golongan darah.(orang jepang hebat ya?)
> Golongan Darah O
Para pemilik golongan darah O memiliki karakter yang hangat dan bersahabat. Mereka bukan orang yang neko-neko dan pintar dalam menguntai kata-kata. Tak heran rayuan maut mereka dapat menggaet banyak wanita di sekelilingnya.
Mereka adalah tipe pria yang asyik untuk diajak berdiskusi. Walaupun keras kepala dan sulit diatur, mereka tidak banyak bicara tapi memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Saat mencintai seseorang, pria berdarah O akan total mencintai dan berusaha membuat pasangannya bahagia.Jika egonya terusik, mereka mudah emosi dan meletup-letup. Selain itu walaupun usia mereka bertambah dewasa, sifat kekanak-kanakan mereka tidak mudah hilang begitu saja.
(wuihh sama..persis sama sifat gw),(gw masih suka naruto)
> Golongan Darah A
Karakter pria bergolongan darah A adalah tipe yang mentaati aturan. Mereka mudah khawatir dan sering merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Dalam berbicara, mereka cenderung berhati-hati dan mempunyai pikiran yang dewasa serta bijaksana.
Kebanyakan pria ini memiliki perasaan yang sensitif. Dia peka terhadap keadaan di sekitar. Pria A menyukai kebersihan dan kerapian. Mereka juga tipe pria perencana. Ketika memutuskan seseorang untuk menjadi kekasih, maka hal tersebut sudah direncanakan secara matang.
Serius dalam mengerjakan sesuatu dan menghargai kerjasama tim adalah sikap yang pria pemilik golongan darah A. Walaupun begitu, mereka cederung sering merasa tidak puas dan kurang pandai dalam mengambil keputusan.
Mereka terkadang sering merasa paling benar, meskipun sebenarnya mereka mengakui kebenaran pendapat orang lain.
> Golongan Darah B
Pemilik golongan darah B pada umumnya menyukai kebebasan, fleksibel dan supel. Mudah berteman, punya pola pikir yang praktis dan mampu melakukan multitasking adalah keunggulan mereka.
Di dalam kehidupan, mereka cenderung fokus pada pekerjaan, gigih dan tekun dalam mengejar mimpi. Pria B tipe yang optimis dalam menghadapi masa depan.Selain mudah diajak bicara, jika sakit hati, mereka tipe yang gampang menyembuhkan diri. Walaupun begitu mereka gampang mengeluh, terkadang tidak tegas dan sering bimbang. Mereka butuh orang lain untuk membantu mengambil keputusan.
Walaupun begitu pria golongan darah ini memiliki ide yang cemerlang yang mampu membuat orang kagum. Hanya saja bagi mereka pacar bukanlah prioritas utama, sehingga mereka terlihat tenang dan tidak buru-buru dalam hal percintaan.
> Golongan Darah AB
Darah AB merupakan golongan darah yang cukup unik dan sulit dicari. Sama seperti pria AB yang memiliki berkepribadian unik, sulit ditebak, menyukai cerita fantasi dan mempunyai naluri analisis yang cukup tajam.
Mereka tipikal yang pandai membina hubungan, maka tak heran jika punya relasi yang luas.
Dalam urusan percintaan, mereka tipe yang setia. Pria AB bukan tipe pria yang mudah membelokkan hati ke wanita lain. Namun ternyata kriteria wanita idaman mereka cukup banyak. Mereka pun termasuk pemilih dalam mencari pasangan.
Walaupun begitu pria AB kurang gigih dalam berusaha. Mereka juga kurang suka melakukan aktivitas yang monoton. Pria berdarah AB lebih suka pergi outbond ketimbang ke pernikahan teman.
SIFAT SECARA UMUM
A : terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis).
B : santai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup.
O : berjiwa besar, supel, tidak mau mengalah, alergi pada yang detil.
AB : unik, suka hal aneh, banyak akal, berkepribadian ganda.
BERDASARKAN URUTAN
Yang paling sering terlambat dalam urusan waktu:
1. B (karena santai terus)
2. O (karena flamboyan)
3. AB (karena gampang ganti program)
4. A (karena gagal dalam disiplin)
Yang paling susah mentolerir kesalahan orang:
1. A (karena perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
2. B (karena easy going tapi juga easy judging/gampang menghakimi)
3. AB (karena asal beda)
4. O (karena judging tapi juga easy pardoning/gampang memaafkan)
Yang paling bisa dipercaya:
1. A (karena konsisten dan taat hukum)
2. O (demi menjaga keseimbangan)
3. B (demi menjaga kenikmatan hidup)
4. AB (mudah ganti frame of reference)
Yang paling disukai untuk jadi teman
1. O (orangnya sportif)
2. A (selalu tepat waktu)
3. AB (kreatif)
4. B (tergantung mood)
Kebalikannya, teman yang paling tidak disukai:
1. B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
2. AB (standar ganda)
3. A (terlalu taat dan scrupulous)
4. O (sulit mengalah)
MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN
Yang paling mudah kesasar/tersesat
1. B
2. A
3. O
4. AB
Yang paling banyak meraih medali di olimpiade olah raga:
1. O (jago olah raga)
2. A (matematis)
3. B (tak terpengaruh tekanan dari sekitar. Hampir seluruh atlet judo,
renang dan gulat Jepang bergolongan darah B)
4. AB (alergi pada setiap jenis olah raga)
Yang paling banyak jadi direktur dan pemimpin:
1. O (karena berjiwa leadership dan problem-solver)
2. A (karena menghargai waktu dan teliti)
3. B (karena sensitif dan mudah ambil keputusan)
4. AB (karena kreatif dan suka ambil risiko)
Yang paling gampang menabung:
1. A (suka menghitung bunga bank)
2. O (suka melihat prospek)
3. AB (menabung karena punya proyek)
4. B (baru menabung kalau punya uang banyak)
Yang paling kuat ingatannya:
1. O
2. AB
3. A
4. B
MENYANGKUT KESEHATAN
Yang paling panjang umur:
1. O (tidak gampang stres, antibodinya paling kuat)
2. A (hidup teratur)
3. B (mudah cari kompensasi stres)
4. AB (amburadul)
Yang paling gampang gendut:
1. O (nafsu makan besar, makannya cepat lagi)
2. B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3. A (hanya makan apa yang ada di piring, terpengaruh program diet)
4. AB (makan tergantung mood, mudah kena anoressia)
Paling gampang digigit nyamuk:
O (darahnya manis)
Yang paling gampang flu/demam/batuk/pilek:
1. A (lemah terhadap virus dan pernyakit menular)
2. AB (lemah terhadap kebersihan)
3. O (makan apa saja enak atau tidak enak)
4. B (makan, tidur tidak teratur)
Apa yang dimakan pada acara makan di sebuah pesta:
1.O (ambil protein hewani, pokoknya segala jenis daging)
2.A (ambil yang berimbang, 4 sehat 5 sempurna)
3.B (suka ambil makanan yang banyak kandungan airnya seperti sop, soto, bakso, dsb)
4.AB (hobi mencicipi semua masakan, mumpung gratis)
Yang paling cepat botak:
1. O
2. B
3. A
4. AB
Yang tidurnya paling nyenyak dan susah dibangunin:
1. B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
2. AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
3. A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
4. O (baru tidur kalau benar-benar capek dan membutuhkan)
Yang paling cepat tertidur:
1. B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiri pun bisa tertidur)
2. O (kalau lagi capek dan tidak ada kerjaan mudah ngantuk)
3. AB (tergantung kehendak)
4. A (tergantung aturan)
Penyakit yang mudah menyerang:
1.A (stres, gila/linglung)
2.B (lemah terhadap virus influenza, paru-paru)
3.O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut)
4.AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)
Apa yg perlu dianjurkan agar tetap sehat:
1. A (karena terlalu perfeksionis maka santailah sesekali, tidak usah terlalu
tegang dan serius)
2. B (karena terlalu susah berkonsentrasi, sekali-sekali perlu serius sedikit, meditasi, main catur)
3. O (karena daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai,
jalan-jalan)
4. AB (karena gampang capek, maka perlu cari kegiatan yang menyenangkan dan bikin lega)
Yang paling sering kecelakaan lalu lintas (berdasarkan data kepolisian):
1. A
2. B
3. O
4. AB
apakah info golongan darah ini sama dengan kalian???
> Golongan Darah O
Para pemilik golongan darah O memiliki karakter yang hangat dan bersahabat. Mereka bukan orang yang neko-neko dan pintar dalam menguntai kata-kata. Tak heran rayuan maut mereka dapat menggaet banyak wanita di sekelilingnya.
Mereka adalah tipe pria yang asyik untuk diajak berdiskusi. Walaupun keras kepala dan sulit diatur, mereka tidak banyak bicara tapi memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Saat mencintai seseorang, pria berdarah O akan total mencintai dan berusaha membuat pasangannya bahagia.Jika egonya terusik, mereka mudah emosi dan meletup-letup. Selain itu walaupun usia mereka bertambah dewasa, sifat kekanak-kanakan mereka tidak mudah hilang begitu saja.
(wuihh sama..persis sama sifat gw),(gw masih suka naruto)
> Golongan Darah A
Karakter pria bergolongan darah A adalah tipe yang mentaati aturan. Mereka mudah khawatir dan sering merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Dalam berbicara, mereka cenderung berhati-hati dan mempunyai pikiran yang dewasa serta bijaksana.
Kebanyakan pria ini memiliki perasaan yang sensitif. Dia peka terhadap keadaan di sekitar. Pria A menyukai kebersihan dan kerapian. Mereka juga tipe pria perencana. Ketika memutuskan seseorang untuk menjadi kekasih, maka hal tersebut sudah direncanakan secara matang.
Serius dalam mengerjakan sesuatu dan menghargai kerjasama tim adalah sikap yang pria pemilik golongan darah A. Walaupun begitu, mereka cederung sering merasa tidak puas dan kurang pandai dalam mengambil keputusan.
Mereka terkadang sering merasa paling benar, meskipun sebenarnya mereka mengakui kebenaran pendapat orang lain.
> Golongan Darah B
Pemilik golongan darah B pada umumnya menyukai kebebasan, fleksibel dan supel. Mudah berteman, punya pola pikir yang praktis dan mampu melakukan multitasking adalah keunggulan mereka.
Di dalam kehidupan, mereka cenderung fokus pada pekerjaan, gigih dan tekun dalam mengejar mimpi. Pria B tipe yang optimis dalam menghadapi masa depan.Selain mudah diajak bicara, jika sakit hati, mereka tipe yang gampang menyembuhkan diri. Walaupun begitu mereka gampang mengeluh, terkadang tidak tegas dan sering bimbang. Mereka butuh orang lain untuk membantu mengambil keputusan.
Walaupun begitu pria golongan darah ini memiliki ide yang cemerlang yang mampu membuat orang kagum. Hanya saja bagi mereka pacar bukanlah prioritas utama, sehingga mereka terlihat tenang dan tidak buru-buru dalam hal percintaan.
> Golongan Darah AB
Darah AB merupakan golongan darah yang cukup unik dan sulit dicari. Sama seperti pria AB yang memiliki berkepribadian unik, sulit ditebak, menyukai cerita fantasi dan mempunyai naluri analisis yang cukup tajam.
Mereka tipikal yang pandai membina hubungan, maka tak heran jika punya relasi yang luas.
Dalam urusan percintaan, mereka tipe yang setia. Pria AB bukan tipe pria yang mudah membelokkan hati ke wanita lain. Namun ternyata kriteria wanita idaman mereka cukup banyak. Mereka pun termasuk pemilih dalam mencari pasangan.
Walaupun begitu pria AB kurang gigih dalam berusaha. Mereka juga kurang suka melakukan aktivitas yang monoton. Pria berdarah AB lebih suka pergi outbond ketimbang ke pernikahan teman.
SIFAT SECARA UMUM
A : terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis).
B : santai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup.
O : berjiwa besar, supel, tidak mau mengalah, alergi pada yang detil.
AB : unik, suka hal aneh, banyak akal, berkepribadian ganda.
BERDASARKAN URUTAN
Yang paling sering terlambat dalam urusan waktu:
1. B (karena santai terus)
2. O (karena flamboyan)
3. AB (karena gampang ganti program)
4. A (karena gagal dalam disiplin)
Yang paling susah mentolerir kesalahan orang:
1. A (karena perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
2. B (karena easy going tapi juga easy judging/gampang menghakimi)
3. AB (karena asal beda)
4. O (karena judging tapi juga easy pardoning/gampang memaafkan)
Yang paling bisa dipercaya:
1. A (karena konsisten dan taat hukum)
2. O (demi menjaga keseimbangan)
3. B (demi menjaga kenikmatan hidup)
4. AB (mudah ganti frame of reference)
Yang paling disukai untuk jadi teman
1. O (orangnya sportif)
2. A (selalu tepat waktu)
3. AB (kreatif)
4. B (tergantung mood)
Kebalikannya, teman yang paling tidak disukai:
1. B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
2. AB (standar ganda)
3. A (terlalu taat dan scrupulous)
4. O (sulit mengalah)
MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN
Yang paling mudah kesasar/tersesat
1. B
2. A
3. O
4. AB
Yang paling banyak meraih medali di olimpiade olah raga:
1. O (jago olah raga)
2. A (matematis)
3. B (tak terpengaruh tekanan dari sekitar. Hampir seluruh atlet judo,
renang dan gulat Jepang bergolongan darah B)
4. AB (alergi pada setiap jenis olah raga)
Yang paling banyak jadi direktur dan pemimpin:
1. O (karena berjiwa leadership dan problem-solver)
2. A (karena menghargai waktu dan teliti)
3. B (karena sensitif dan mudah ambil keputusan)
4. AB (karena kreatif dan suka ambil risiko)
Yang paling gampang menabung:
1. A (suka menghitung bunga bank)
2. O (suka melihat prospek)
3. AB (menabung karena punya proyek)
4. B (baru menabung kalau punya uang banyak)
Yang paling kuat ingatannya:
1. O
2. AB
3. A
4. B
MENYANGKUT KESEHATAN
Yang paling panjang umur:
1. O (tidak gampang stres, antibodinya paling kuat)
2. A (hidup teratur)
3. B (mudah cari kompensasi stres)
4. AB (amburadul)
Yang paling gampang gendut:
1. O (nafsu makan besar, makannya cepat lagi)
2. B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3. A (hanya makan apa yang ada di piring, terpengaruh program diet)
4. AB (makan tergantung mood, mudah kena anoressia)
Paling gampang digigit nyamuk:
O (darahnya manis)
Yang paling gampang flu/demam/batuk/pilek:
1. A (lemah terhadap virus dan pernyakit menular)
2. AB (lemah terhadap kebersihan)
3. O (makan apa saja enak atau tidak enak)
4. B (makan, tidur tidak teratur)
Apa yang dimakan pada acara makan di sebuah pesta:
1.O (ambil protein hewani, pokoknya segala jenis daging)
2.A (ambil yang berimbang, 4 sehat 5 sempurna)
3.B (suka ambil makanan yang banyak kandungan airnya seperti sop, soto, bakso, dsb)
4.AB (hobi mencicipi semua masakan, mumpung gratis)
Yang paling cepat botak:
1. O
2. B
3. A
4. AB
Yang tidurnya paling nyenyak dan susah dibangunin:
1. B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
2. AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
3. A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
4. O (baru tidur kalau benar-benar capek dan membutuhkan)
Yang paling cepat tertidur:
1. B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiri pun bisa tertidur)
2. O (kalau lagi capek dan tidak ada kerjaan mudah ngantuk)
3. AB (tergantung kehendak)
4. A (tergantung aturan)
Penyakit yang mudah menyerang:
1.A (stres, gila/linglung)
2.B (lemah terhadap virus influenza, paru-paru)
3.O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut)
4.AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)
Apa yg perlu dianjurkan agar tetap sehat:
1. A (karena terlalu perfeksionis maka santailah sesekali, tidak usah terlalu
tegang dan serius)
2. B (karena terlalu susah berkonsentrasi, sekali-sekali perlu serius sedikit, meditasi, main catur)
3. O (karena daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai,
jalan-jalan)
4. AB (karena gampang capek, maka perlu cari kegiatan yang menyenangkan dan bikin lega)
Yang paling sering kecelakaan lalu lintas (berdasarkan data kepolisian):
1. A
2. B
3. O
4. AB
apakah info golongan darah ini sama dengan kalian???
Selasa, 19 April 2011
Hakikat Cinta dan Perkawinan
Pada suatu saat, Socrates mengajak beberapa muridnya berjalan-jalan setelah mereka belajar mengenai filsafat, mereka adalah Aristodemus, Apolloderus, Aghaton dan Plato. Dalam perjalanan pagi itu, para murid bertanya tentang hakikat yang paling hakiki dalam kelangsungan hidup manusia, yaitu beranak pinak. Setelah dijelaskan secara rinci dan transparan oleh sang filsuf, maka Plato salah seorang murid kesayangan Socrates memberanikan diri untuk bertanya, “Apa hakikatnya Cinta itu..!”
Sang Filsuf terdiam sejenak dan merenung serta berujar pada Plato :” Mengapakah kamu perlu menanyakan hal tersebut ? Sang murid menjawab "Wahai guru yang bijak, aku saat ini sedang mengalami perasaan tentang apa yang disebut orang, jatuh cinta”.
Sang bijak-pun menjawab pertanyaan Plato...... Experto dico (aku berbicara sebagai orang yang berpengalaman) :” Pergi sekarang juga tanpa kompromi ke dalam hutan di depan sana, dan carilah bagiku sebatang pohon apapun yang menurutmu paling indah, paling sehat dan yang paling berkenan dalam penglihatanmu, potonglah dan bawa kepadaku”.!!!
Plato-pun menjalankan perintah sang guru dengan takzim dan berjalanlah dia menjelajahi hutan tersebut, memang di dalam hutan tersebut dia melihat dan menemukan bermacam-macam pohon yang indah-indah, pada saat mata Plato melihat sebatang pohon yang terlihat indah, hatinya mengatakan bahwa hutan itu begitu luas dan masih banyak pohon yang lebih indah di dalam sana, demikian terjadi berulang kali dan tanpa terasa, senjapun merayap turun, dengan langit yang berwarna lembayung, Plato bergegas kembali pulang tanpa membawa pohon yang diinginkan oleh sang fisuf.
Melihat Plato sudah kembali, Socrates pun bertanya :” Muridku…..manakah pohon yang kupesankan kepadamu itu?”Plato pun menjawab kepada Socrates :” Wahai guruku….aku memang telah berjalan sepanjang hari di dalam hutan tersebut, dan memang telah aku lihat bermacam-macam pohon yang indah, kuat dan sehat, tetapi guruku…setiap kali aku akan memotong pohon tersebut, aku ragu-ragu, dan hati kecilku berkata, hutan masih luas dan di dalam sana masih banyak pohon yang lebih indah, oleh sebab itu aku tidak memotongnya. Tanpa terasa ya sang bijak……senja pun turun dan aku bergegas pulang sebelum temaram senja menjadi gelap……. Maafkan aku wahai guruku karena aku tidak membawakan bagimu pohon yang guru inginkan.”
Socrates pun tersenyum dan mengatakan pada Plato:” Muridku…kau sebenarnya telah melakukan tanpa kau sadari tentang Hakikat Cinta, yaitu manakala engkau belum puas dan menemukannya, maka kau akan terus mencari dan mencari, melihat sesuatu dan membandingkannya dengan yang lain, sehingga kehampaan yang kau dapatkan."
Keesokan paginya, bertanya pulalah Plato kepada Socrates…guru sekarang aku sudah memahami hakikat cinta, tetapi apakah perbedaannya dengan hakikat perkawinan?
Mendengar ucapan muridnya tersebut, Socrates tersenyum sambil menggosok janggutnya dan berkata pergilah kembali ke dalam hutan itu dan lakukanlah seperti yang kuperintahkan kemarin.
Sebagai murid yang baik, Plato pun menjalankan tugas yang diperintahkan oleh sang guru. Kurang lebih sebelum pukul 12 siang, Plato pun sudah kembali dengan membawa sebatang pohon Zaitun yang elok dan segar yang dipersembahkan kepada sang guru, dan bertanyalah Socrates kepadanya : “Muridku…apakah ini adalah pohon yang terbaik yang kau temui di hutan sana..? Plato pun menjawab :” Guru…inilah pohon yang baik dan segar yang kudapatkan, walaupun aku tahu pohon ini bukanlah pohon yang terbaik di dalam hutan sana, tetapi aku memilih pohon ini karena aku tidak mau terulang lagi seperti kemarin, yaitu pulang dengan tangan hampa.
Sambil mengusap janggutnya sembari tersenyum, Socrates menjelaskan pada Plato:” Itulah “Hakikat Perkawinan”, di mana engkau berani memutuskan memilih yang baik menurut pandanganmu dan walaupun engkau tahu bahwa itu bukanlah yang terbaik, di sinilah engkau menentukan sikap dalam memilih, di mana perkawinan adalah pengambilan keputusan yang berani, penyatuan dua hati, penyatuan dua karakter yang berbeda di mana dua insan ini harus dan berani berbagi serta menyatukan dua pandangan menjadi satu dalam menerima kekurangan dan kelebihan pasangannya.
Sang Filsuf terdiam sejenak dan merenung serta berujar pada Plato :” Mengapakah kamu perlu menanyakan hal tersebut ? Sang murid menjawab "Wahai guru yang bijak, aku saat ini sedang mengalami perasaan tentang apa yang disebut orang, jatuh cinta”.
Sang bijak-pun menjawab pertanyaan Plato...... Experto dico (aku berbicara sebagai orang yang berpengalaman) :” Pergi sekarang juga tanpa kompromi ke dalam hutan di depan sana, dan carilah bagiku sebatang pohon apapun yang menurutmu paling indah, paling sehat dan yang paling berkenan dalam penglihatanmu, potonglah dan bawa kepadaku”.!!!
Plato-pun menjalankan perintah sang guru dengan takzim dan berjalanlah dia menjelajahi hutan tersebut, memang di dalam hutan tersebut dia melihat dan menemukan bermacam-macam pohon yang indah-indah, pada saat mata Plato melihat sebatang pohon yang terlihat indah, hatinya mengatakan bahwa hutan itu begitu luas dan masih banyak pohon yang lebih indah di dalam sana, demikian terjadi berulang kali dan tanpa terasa, senjapun merayap turun, dengan langit yang berwarna lembayung, Plato bergegas kembali pulang tanpa membawa pohon yang diinginkan oleh sang fisuf.
Melihat Plato sudah kembali, Socrates pun bertanya :” Muridku…..manakah pohon yang kupesankan kepadamu itu?”Plato pun menjawab kepada Socrates :” Wahai guruku….aku memang telah berjalan sepanjang hari di dalam hutan tersebut, dan memang telah aku lihat bermacam-macam pohon yang indah, kuat dan sehat, tetapi guruku…setiap kali aku akan memotong pohon tersebut, aku ragu-ragu, dan hati kecilku berkata, hutan masih luas dan di dalam sana masih banyak pohon yang lebih indah, oleh sebab itu aku tidak memotongnya. Tanpa terasa ya sang bijak……senja pun turun dan aku bergegas pulang sebelum temaram senja menjadi gelap……. Maafkan aku wahai guruku karena aku tidak membawakan bagimu pohon yang guru inginkan.”
Socrates pun tersenyum dan mengatakan pada Plato:” Muridku…kau sebenarnya telah melakukan tanpa kau sadari tentang Hakikat Cinta, yaitu manakala engkau belum puas dan menemukannya, maka kau akan terus mencari dan mencari, melihat sesuatu dan membandingkannya dengan yang lain, sehingga kehampaan yang kau dapatkan."
Keesokan paginya, bertanya pulalah Plato kepada Socrates…guru sekarang aku sudah memahami hakikat cinta, tetapi apakah perbedaannya dengan hakikat perkawinan?
Mendengar ucapan muridnya tersebut, Socrates tersenyum sambil menggosok janggutnya dan berkata pergilah kembali ke dalam hutan itu dan lakukanlah seperti yang kuperintahkan kemarin.
Sebagai murid yang baik, Plato pun menjalankan tugas yang diperintahkan oleh sang guru. Kurang lebih sebelum pukul 12 siang, Plato pun sudah kembali dengan membawa sebatang pohon Zaitun yang elok dan segar yang dipersembahkan kepada sang guru, dan bertanyalah Socrates kepadanya : “Muridku…apakah ini adalah pohon yang terbaik yang kau temui di hutan sana..? Plato pun menjawab :” Guru…inilah pohon yang baik dan segar yang kudapatkan, walaupun aku tahu pohon ini bukanlah pohon yang terbaik di dalam hutan sana, tetapi aku memilih pohon ini karena aku tidak mau terulang lagi seperti kemarin, yaitu pulang dengan tangan hampa.
Sambil mengusap janggutnya sembari tersenyum, Socrates menjelaskan pada Plato:” Itulah “Hakikat Perkawinan”, di mana engkau berani memutuskan memilih yang baik menurut pandanganmu dan walaupun engkau tahu bahwa itu bukanlah yang terbaik, di sinilah engkau menentukan sikap dalam memilih, di mana perkawinan adalah pengambilan keputusan yang berani, penyatuan dua hati, penyatuan dua karakter yang berbeda di mana dua insan ini harus dan berani berbagi serta menyatukan dua pandangan menjadi satu dalam menerima kekurangan dan kelebihan pasangannya.
Langganan:
Postingan (Atom)